"), auto;} Polesan Selai Kacang: Stevano dan Alyssa #1
Selai Kacang tak akan pernah terasa nikmat sebelum kita menikmati Selai Kacang tersebut!

Sabtu, 20 Agustus 2011

Stevano dan Alyssa #1


Stevano dan Alyssa part1

 heii aku punya cerbung baruu :p dibaca yaa maaf kalo jelek, abis ini iseng iseng begetek buatnya :D haha..

“ kak Stev, ayo kejer aku sama kak nathaaaan! Hahah.” Ucap seorang gadis kecil sambil berlari lari kecil.

“Iya stev, kejer kalo bisaaa hahah.” Jawab seorang anak yang bernama ‘nathan’ itu.

“ah udah! hosh..hosh..”

“ih kak stev payah wuu,” ejek seorang gadis kecil berumur sekitar 9 tahun-an. Ia begitu riang bermain bersama Stev dan Nathan.

“ah udah istirahat dulu dek Lyssa!”

Mereka lah Lyssa, Stev, dan Nathan. 3 sahabat yang mempuyai selisih umur 1 tahun. Walau umur mereka tak sama, mereka tak pernah mempunyai selisih antar hubungan mereka.

“Lyssa.” Panggil mama Lyssa kepada Lyssa, ya, mereka memang sedang bermain di halaman belakang rumah Lyssa.

“Kenapa maaah?”

“kesini dulu ayo!”

Kepala Lyssa yang tadinya menoleh kebelakang, langsung menghadap ke Stevano dan Nathan kembali “eh aku masuk dulu ya kak. Tunggu bentar, ya!”

“eh kita juga mau pulang lys, iya kan than? Yaudah kita pulang dulu ya Lyssa.”

“oh yaudah lewat pintu belakang aja ya, soalnya pintu depan lagi di perbaiki, rusak kuncinya! Hehe.”

“iya gapapa, dadah Lyssa, tante kita pulang ya,”

Mama Lyssa mengangguk. Setelah Nathan dan Stev pulang, Lyssa langsung memenuhi panggilan mamanya tadi.

“kenapa ma manggil Lyssa?”

“Eum, sebentar yah Lys..” ucapan mama Lyssa terhenti sejenak

“Pa, papa..”

“ya?”

Mama Lyssa melirik ke Lyssa seolah mengisyaratkan bahwa ada yang mama dan papa bicarakan kepada Lyssa.

“Lyssa..”

“kenapa ma? Pa?”

“begini Lyssa, ceritanya perusahaan papa sedang dilanda masalah..”

Raut muka Lyssa belum berubah, sepertinya ia masih belum begitu mengerti. “terus kenapa mama sama papa manggil Lyssa?”

“jadi agar papa tidak di PHK, papa harus pindah ke Filipina Lys.”

“Filipina itu dimana pa?” tanya Lyssa dengan muak polosnya, seolah ia tidak tau apa apa.

“di lu...” ucapan papa Lyssa langsung dipotong mamanya.

“deket kok Lys, ngga jauh.”

Lyssa langsung menatap mama dan papanya “terus kak Nathan sama kak Stev ikut sama kita ngga ma? Pa?”

Mama dan papa nya terlihat bingung, tak tahu akan menjawab apa. Mama nya pun langsung duduk dan memegang muka Lyssa “Lyssa, maafin papa sama mama ya, untuk sementara ini kamu ngga bisa main sama kak Nathan dan kak Stev, mereka punya kepentingan juga kan disini?”

“tapi nanti Lyssa mainnya sama siapa :(“ tanya Lyssa dengan muka cemberut

“disana banyak temen Lys, nanti kalo perusahaan papa udah kembali seperti semula, kita kembali lagi kesini, main lagi sama kak Stev sama kak Nathan, ya?”

“tapi.. tapi, kita pindahnya kapan?”

Mama nya langsung menoleh ke papanya “besok, Lys,”

“Apa? Besok? Engga! Lyssa gamau! Lyssa gamau! Lyssa pengen disini, disni bareng kak Nathan sama kak Stev! Lyssa gamau punya temen baru! Lyssa gamau!” ucap Lyssa sambil menangis dan berlari ke kamarnya.

   ***

“Lyssa, buka pintunya sayang.”

“....”

“Lyssa, tolong! Mama sama papa mau ngejelasin sesuatu.”

“....”

“pa, sepertinya kita harus panggilkan Nathan dan Stev agar hati Lyssa bisa sedikit luluh.” Bisik mama Lyssa kepada papa Lyssa.

“baik! Papa panggilkan Stev sama Nathan dulu, ya ma.”

Mamanya hanya mengangguk.

     ***

Papa Lyssa sudah menjelaskan semuanya ke Stev dan Nathan, sepertinya mereka berdua juga belum bisa menerima jika Lyssa harus pindah.

“Om, memang Lyssa harus beneran pindah?”

“Iya nathan, semua ini demi perusahaan om,”

“terus Lyssa masih belum nerima Om?”

“belum Stev,”

“yaudah Nathan ayo kita bujuk Lyssa, ini kan demi kebaikan dia juga.” Ajak Stev pada Nathan.

   ***


“Lyssa.”

“buka pintunya.”

“kak Stev, kak Nathan..” Ujar Lyssa dengan semangatnya. Ia langsung turun dari tempat tidurnya dan membuka pintu kamarnya.

“Lyssa, kamu kenapa?” tanya Nathan

“Lyssa ngga mau pindah kak, Lyssa tetep mau disini bareng kak Nathan sama kak Stev.” Aairmata perlahan membasahi pipi gadis kecil itu.

“Lyssa dengerin kak Stev, kalo Lyssa ngga pindah, papa Lyssa dipecat, terus, Lyssa gabisa tinggal di rumah ini lagi, dan tandanya  Lyssa gabisa lagi dong main sama kak Stev sama kak Nathan,” bujuk Stev.

Lyssa diam. “Lyssa please nanti kalo pekerjaan papa Lyssa udah selesai kan Lyssa bisa pulang lagi ke Jakarta, terus kita main sama sama lagi.” Ucap Nathan sambil tersenyum.

“tapi Lyssa mau kak Nathan sama kak Stev janji ya jangan pernah sombong sama Lyssa kalo kita nanti ketemu lagi.” Ucap Lyssa sambil mengacungkan kelingkingnya.

“Iya Lyssa,” Jawab Stev dan Nathan sambil membalas acungan Lyssa.

“mama, papa iya ma, pa Lyssa mau.”

Raut muka mama dan papa nya terlihat lega. Mereka tersenyum kepada Stev dan Nathan. Mungkin tanpa berkat bantuan mereka,  hati Lyssa tidak akan luluh.
  
   ***

Stev dan Nathan sedang menonton Tv di rumah Nathan.

“Eh Nathan, ada kecelakaan pesawat tuh,”

“mana mana Stev.”

“itu.”

“Loh. Kayak pesawat yang dinaiki Lyssa tadi deh, Stev.”

“Hush! Kamu ngomong apaan sih. Jangan prasangka buruk gitu!”

“hm, tapi perasaan aku ga enak deh Stev.”

“ah udah! aku juga! Kita do’a aja semoga yang di pesawat itu bukan Lyssa, amin.”

“amin.”

   ****

Beberapa tahun kemudian.

@ bandara soekarno Hatta

“Huaa akhirnya sampe Jakarta, ah gila lega banget, ya ngga dev?” Ucap seorang wanita yang kira kira berusia sekitaaaaar 15-16 tahun.

“Iya banget sih, tapi gausah disikut gue nya, sakit tau tangan gue, huh!”


“ye! Elo dev, udahlah lo kan baru mau masuk smp :p gausah sok kayak anak kecill wleee.”

“Ih biar smp juga kan hatiku ini tidak terbuat dari besi dan baja.”

“pantes lo kaya cewe,”

“emang gue hombreng apa!”

“iya elo hombreng,”

“ih lo mah ngatain gue mulu, cungkring!”

“ini bukan CUNGKRING tapi ini LANGSING!”

“langsing pala lo disko-an! Orang kerempeng kaya gitu.”

“yaa mata lo kegedean Dev, wakak!”

“yang penting ganteng!”

“Cuih!”

“Ify, Deva, udah berenti berantemnya.” Lerai mama mereka kepada kedua anak yang sedang berantem tersebut.

“tapi kan kak Ify yang mulai duluan.”

“kenapa lo nyambung Dev.”

“karena aku.. lelaki.”

“udah udah kok berantem lagi, ayo kita kesana. Itu mobil jemputan kita.”

Saat akan menuju ke parkir-an. Ify melihat kantin. Ify pun berniat untuk membeli sesuatu dari sana. Yaa maklum perut kerempeng tapi makannya (y) hahah

“Ma, pa, Ify ke kantin itu dulu, ya. Perut Ify lapeeer nih, yayayay.”

“Eh kak, ikut.” Teriak Deva dan langsung membuntuti kakaknya.

   ***

Sesampainya di kantin.

Ify sudah mengambil jatahnya. Sedangkan Deva Cuma makan Pop Mie, sementara Ify sibuk memilih milih makanan. Beginilah kakak yang baik –“

“Eh mbak, Yupi nya tiga, Susu nya 4, coklatnya3, Pop mie nya dua, air minum nya 3, terus...” Ucapan Ify terhenti sejenak. Ia mengedarkan matanya ke seluruh jajanan kantin.

“Oh iya lupa!”

“Chitato-nya satu!” Ucap Ify dan seseorang bersamaan. Sepertinya orang itu juga ingin membeli Chitato itu.

“wah Chitatonya tinggal satu, nih.”

“yah mbak yaudah buat gue aja.” Ucap seseorang yang misterius tadi (?)

“eh eh lo apaan! Gabisa mbak itu buat saya, siniin mbak!”

Saat Ify akan mengambil Chitato itu, tangan Ify langsung dikibaskan oleh orang itu. “Heh, bacot aja lo! Gabisa itu punya gue! Ngalah ngga lo?” lalu seseorang itu langsung mengambil Chitato itu.

“Eh eh eh berani bgt lo! Siniin Chitato gue.” Paksa Ify sambil merebut chitato itu kembali

“ih ini punya gue!”

“gue!”

“gue!”

“gue!”

“gue!”

“gue!”

Akhirnya adegan tarik menarik Chitato itu pun diakhiri dengan...

Sreek!

“yah! Kan ah gara gara lo nih bungkus chitato-nya sobek terus isi nya tumpah! Ah lo payah!”

“ye kok nyalahin gue, sih. Udah yuk Dev kita pegi, nih mbak uang belanjaan saya! Yuk dev!”

“Ih cewek aneh!”  Seseorang itu pun langsung melangkahkan kakiknya keluar dari kantin.

“Mas!”

“Ih kenapa lagi sih mbaaaak.”

“bayar Chitatonya dong.”

“loh kok harus dibayar sih mbak? Kan tumpah! Saya nyicip secuil aja belom,”

“aduh gabisa mas! Pokonya bayar!”

“ngotot banget sih mbak! Engga pokonya saya gamau!”

“saya teriakin nih kalo gamau bayar.”

“eh iya iya mbak, nih uangnya.”

‘Argggh! Cewek sialan! Gara gara dia keluar dah nih goceng.’ Gerutu nya dalam hati.

   ****

“Ma, ini rumah kita sekarang?” tanya Ify pada mamanya yang sedang merapikan barang barang di rumah itu.

“iya, fy.”

“eh ma, kamar Deva mana?”

“diatas tuh Dev, liat aja, udah ditata kok kamarnya, udah diberesin juga. Barang barang kamu udah di taro disitu.”

“iyadeeeh ma, Deva ke atas dulu yaa, dadaaah kak Ify.”

“gue lempar lo pake nih sepatu gue!”

“eih iya ampuun mbak cantiks :p”

“Nih cantik!” Kesal Ify sambil melempar bantal ke adik nya yang sedang menaiki tangga.

“woi ampuuun.”

Ify pun kembali mengarah ke mama nya. “Ma, kamar Ify di atas juga kan ma?”

“iya Fy.”

“Ify ke atas dulu ya, Ma. Capek mau istirahat.”

“Iya, hati hati ya, Fy.”

“hati hati kenapa ma?”

“nanti kamu masuk ke kamarnya Deva! “

“IIIIIIH mamaaaa.”

    ***

Setelah masuk ke kamarnya, Ify langsung melemparkan tasnya dan dirinya (?) ke kasur. “Ah gilaa capek banget!”

Ify langsung mengambil handphone nya dari dalam tas dan langsung membuka account twitternya.

@Ifyalyssa: Arrived jakarta.

Setelah itu Ify langsung tertidur, hapenya masih tergeletak di sampingnya. Ify pun tertidur sampai besok pagi nya (yaallah Ify kebo banget sihya –“)

  ***

“kak woi bangun.” Kata Deva membangunkan kakaknya yang sedang tertidur sangat lelap.

Ify masih belum bangun

“WOI KEBO BANGUN!”

Ify masih belum kebangun juga.

‘Ih perlu pake siaga dua nih.’ Ide jahil Deva pun muncul.

“KAK IFY ADA ROBBERT PATTINSON LEWAT KAK, KAK TADI DIA MAU PELUK KAKAK, TAPI GARA GARA LO TIDUR DIA GAJADI. KAK ADA ROBERT PATTINSON DEPAN LO KAK, HEH KAK BANGUUUN” teriak Deva hampir ngebangunin sekampung –“


Ify langsung melompat dari tempat tidurnya “hah? Mana? My beibi Robbert Pattinson where are you? I miss you i love you i need you my beibii.” Kata Ify sambil memeluk Robert Pattinson versi Ify (baca:deva). Deva yang ngerasa risih sama pelukan Ify langsung teriak teriak gajelas.

“HOI KALO MAU PELUK ROBBERT PATTINSON BAYAR DULU DONG! JANGAN ASAL PELUK AJE.”

Ify yang menyadari bahwa suara teriakan itu bukanlah suaranya Robert Pattinson langsung melepas pelukannya.

“ah lo Dev, bangunin gue emang harus pake bawa bawa nama Robbert Pattinson my beibi segala ya? Huh -.-“ Kata Ify dengan lesu. Sepertinya ia begitu kecewa karena yang ada di depannya itu bukan Robbert Pattinson –“

“ye kalo ngga gitu lo ngga bangun bangun kakakku yang tersayaaang.”

“iye iye,” ucap Ify singkat dan langsung merebahkan dirinya ke kasur kembali. Yak! Dia ngorok lagi.

Deva yang shock *lebeh* ngeliat kakaknya tidur lagi, akhirnya langsung membangunkan kakaknya lagi “Woi kak banguuun doong!”

“Ih lo apaan sih Dev, kita kan belom sekolah!” tukas Ify dengan nada ucapan yang kesal.

“heh! Kata siapa? Orang gue udah pake seragam sekolah nih! Kita sekolaah kakaaak mulai hari ini!” kata Deva sambil menunjukkan seragam barunya.

“ah udah ah gue males! Lagian gue belum ada seragam.”

“kata siape?”

“yeh gue didaftarin sekolah aja belom, mau dapet seragam! Makanya Dev tuh otak lo saring dulu, kali aja masih ada kotoran yang nyangkut!”

“heh itu seragam lo kak! Otak gue gaperlu disaring aja udah bersih.”

“mana seragam gue?” ucap Ify kaget. Setaunya ia belum mendaftar ke sekolah.

“itu!”

“hah? Kok bisa?”

“yaiyalah orang kemaren pas elu molor gue sama mama daftar sekolah! Makanye otak dibersihin dulu, masa tuh otak kayak kebo.” Deva membalas dendam.

“ah tau deh males gue. Tidur lagi aja~”

Deva yang disuruh mama nya ngebangunin kakaknya, karena kalo misalkan Deva ngga bisa ngebangunin kakaknya, Deva gaakan dikasih uang jajan, langsung meluncurkan ide jahilnya yang kedua “kak, gue pake nih iPhone lo! Gue banting nih, atau nggak gue jual, uangnya gue beliin home theatre buat kamar gue! Kalo lo ngga bangun, gue ambil nih iPhone lo.” Ancam Deva sambil mengambil iPhone Ify yang tergeletak lemah (?) di atas meja kecil Ify.

“udah ambil sono.” Suruh Ify tanpa sadar. Tak lama kemudian.

“iPhone, heh iPhone gueeeeeeeee DEVAAAAAAAAAAAA.”

   ****

@ ruang makan

Hening, tak seperti biasanya. Biasanya ruang makan tersebut sudah dihiasi dengan suara Ify dan Deva yang sering berantem –“ mungkin bawaan Ify yang lagi ‘badmood’ gara gara iPhone nya hampir dibanting, makanya Ify Cuma masang muka setrika.

“Dev, lo tega banget sih sama iPhone gue. Masalah Robbert Pattinson sih ya gapapa kalo dia ga hadir di sebelah gue. Kan dia sibuk, nah kalo iPhone ga disamping gue? Patah lah lidi itu.” cerocos Ify pada Deva yang sedang asyik makan (Dev puasa dev puasa! *jeng!)

“ya kalo gue ga gitu lo ga bakalan bangun kali kak, ya gapapalah kak kan jadi keren kamar gue kalo ada home theatre u,u lah ngaku lo kak mirip lidi, hihi.” Kata Deva seraya mengejek kakaknya yang lagi manyun abis!

“iya! kalo tuh iPhone udah lo sulap jadi home theatre gue bawa tuh home theatre lo ke tukang jahit sepatu! Hei? Ini langsing!”

“lah kok ke tukang jahit sepatu? Idiiih langsing = belalang pesing! Haha”

“iye biar sekalian dijahit tuh home theatre lo, terus gue injek injek! Heeeeeeh kurang ajar lo!”

Deva yang udah ngerasa bosen berantem sama kakanya akhirnya Cuma bilang “iya ampun kakaaak.” Kata Deva sambil mengangkat kedua tangannya dengan gaya do’a (apa hubungannya sih Dev?)

“heh udah udah! ayo berangkat!”

   ***

“pa, Ify sekolah dimana sih?” tanya Ify pada papanya seraya mengupdate tweet twitter.

@ifyalyssa: hei? Gue sekolah dimana ini hoiiii -_____-

“loh? Bukannya kamu kemaren udah liat sekolah kamu? kan mama, kamu sama Deva yang daftar.” Jelas pak Rendra (papa nya Ify sama Deva *ngarang)

“heh? Kapan? Ify kemaren tidur pa pas pulang dari Bandara.”

“ye iyalah pa. Papa kaya gangerti aja deh kalo kak Ify ini otaknya bentuk kebo.” Sahut Deva sambil ngikik sendiri, sementara Ify yang mendengar ejekan Deva padanya langsung memasang muka pembunuh *wih! Sadis deh wkwk*

“oh gitu ya, udah nanti liat aja.”

  ***

Setelah mengalami perjalanan yang cukup jauh, ya bukan jauh sih  tapi macet (?) ya kalo diitung itung kan jarak deket tapi macet bisa diitung jarak jauh (?), back to the topic, tak lama kemudian mobil yang dikendarai Ify pun berehenti di suatu sekolah, terlihat dari gedungnya, sekolah ini termasuk sekolah ‘elite’.  Ify langsung mengedarkan pandangannya pada sekolah tersebut “pa, ini sekolah Ify?”

Papa nya langsung menyahut “Iya fy,”

“oh yaudah kalo gitu Ify turun dulu ya.” Kata Ify seraya membuka pintu mobilnya

“oh iya inget kata mama tadi kan?”

Ify mengangguk pelan sambil tersenyum “hati hati ya, fy.”

“kak sekolah yang bener, jangan pacaran aja!”

“lo kayak bapak bapak Dev.”

Seusai itu Ify langsung memasuki Gerbang sekolah yang bagi Ify masih ‘asing’ itu. sekolah itu masih terlihat sepi. Yang harus Ify lakukan pertama adalah menemui kepala sekolah.

“aduh ruang kepsek dimana ya -_-“ tanya Ify pada dirinya sendiri.

Ify langsung memasuki lorong lorong sekolah tersebut, ia melihat satu persatu ruangan di sana. Sampai akhirnya...

“hei kamu anak baru, ya?” tanya seorang perempuan sambil menyapa Ify

Ify langsung menoleh ke arah anak itu “Iya, aku pindahan dari filipina,”

“oh kalo gitu kenalin, aku Sivia Azizah, kamu bisa manggil aku Sivia atau Via aja boleh.” Sapa orang yang bernama Sivia itu sambil menjulurkan tangannya.

Ify yang agak bingung langsung memperkenalkan dirinya kembali “oh iya aku Alyssa Saufika Umari tapi panggil aja aku Ify” sambut Ify sambil membalas uluran tangan Sivia.

“oh gitu ya, by the way lo lagi nyari apaan?”

“oh iya ck, ruang kepsek dimana ya?”

“nanti kamu lurus aja, terus nanti belok kiri, ada lobby kepala sekolah, terus ada ruangan, kamu masuk.” Jelas Sivia sambil memeragakan arah ruang kepala sekolah

“oh gitu ya makasih ya Via, aku kesana dulu.”

“iya sip fy.”

Ify pun langsung menuju ke ruang kepala sekolah.

 ***

Kini, Ify telah sampai di Lobby, pikir Ify begitu mewahnya sekolah ini sampai sampai ruang kepala sekolah nya pun ada Lobby –“ Ify pun langsung bergegas memasuki ruangan kepala sekolah itu.

 Saat Ify sedang menuju ke ruangan itu. tiba-tiba...

“Bruk!” Ify ditabrak seseorang. Ify terduduk sementara orang itu memegangi tangannya. Entah mengapa –“

“Iiih sakit woi ada mata ngga sih, mata lo taro dimanaaa.” Cerocos Ify.

“lo tuh yang gaada mata, jalan Cuma pake kaki, gapake mata.”

Lalu Ify melihat orang itu dan orang itu melihat Ify. Lalu......

“ELO!” ucap Ify dan orang itu berbarengan. Sepertinya Ify sudah mengenal orang itu

“heh lo penguntit banget sih jadi orang! Kemaren di bandara lo nguntitin gue, sekarang juga! Hedeeeh psikopat lu yaa?”

‘kok mirip Lyssa ya, ah mungkin perasaan aku aja!’ batin orang yang menabrak Ify tadi

Orang itu langsung menatap Ify sinis “he? Gasalah? Bukannya lo yang nguntitin gue? Lo dari Filipina kan? Nah kenapa lo ke indonesia? Pastilo mau mata-mata in gue!”

“tau darimana lo gue dari Filipina? Eciee ngefens lu sama gue yak? Buktinya gue dari Filipina aja lo tau! Haha.”

“ih cuih najooong najiss! Muka lo mau diidola-in? Nyeeet!”

“lah kenapa lo bisa tau gue dari Filipina?”

Lalu orang itu langsung menunjukkan sesuatu kertas ke Ify “bukannya ini yang lo cari? Haha.”

“Ih lo jahat banget sih! Siniiin kertas itu! ayok mau gue kasih ke kepsek! Ah ayolah please” Ify sangat bermohon kepada orang itu.

“ada syaratnya!”

“apalagi pula sih?”

“lo harus bilang kalo gue ganteng.”

“CUUUUHHHIII!”

“yaudah gue makan aja nih kertas.”

“eits iya iya lo ganteng.”

“yeh galengkap, harus pake nama gue.”

“nama lo siapa?”

“suatu teka teki yang harus lo pecahkan!”

Lalu Ify langsung curi-curi pandang ke tagname orang itu. tentu dengan senyum gaje, orang itu yang ngerasa diliatin Ify pun langsung heran dan bingung. “heh? Mau ngapain lo!”

Lalu Ify pun langsung tersenyum kemenangan “nama lo Mario Stevano Aditya Haling! Ahahahaha lo bego sih, masa ngasih teka teki tapi jawabannya ada di depan gue, haha.”

“huh -_- iya tadi cepet bilang kalo gue ganteng.”

“mariostevanoadityahalingganteng”

“apa? Ah ga kedengeran! Kayak suara tikus kejepit sendal jepit”

“gamau! Ngulang bayar!”

“yaudah gue jadiin nasi bungkus nih kertas lo,”

“IYE IYE MARIO-STEVANO-ADITYA-HALING-GANTENG!”

“haha iya bagus,”

“siniin kertas gue!”

“eits! Bentar gue liat dulu. Nama looo Alyss..a Sau..fii..ka U..mariii. oh nama lo Alyssa?”

“Ify tepatnya -_-“

Tak lama kmudian tawa Rio pecah, “HUAHAHA jauh banget sih dari nama kepanjangan lo jadi nama ‘ify’ wkwkw”

“terus kenapa? Urusan buat lo apaan?”

“eh tunggu! Lo baru mau masuk kelas 1? Haha adek kelas gue dong lo!”

“terus kenapa? Gaada ya yang namanya senior-junior di kehidupan gue!”

“haha ulang cepetan kata kata yang gue suruh tadi, pake kata ‘kak’ ayook”

“huh -_____- KAK-MARIO-STEVANO-ADITYA-HALING-GANTENG! Puas? Sini balikin!”

“HUAHAHAHAHAHAHAHAH bagus! Nggak nanti! Tunggu lo udah gemuk! Abis badan cungkring amet sih! Wakak”

“heh ngerasa dong! Emang lo rasa badan lo stady? Idiiih cangkring!”

“cangkring?”

“iya versi englishnya cungkring -,-“

“hahahahaha kreatip lo fy.”

“iya cangkring!”

“heh kurang a........” ucapan Rio terputus karena ada suara lain yang bersumber dari..

“ehem! Mario, murid baru, apa hak kalian membuat keributan di depan ruangan saya?”

Lalu Rio dan Ify langsung memasang muka cemas. “ikut saya ke ruangan!”

“ah lo sih kak!”

“lo yg mulai!”

“MASUK!”

“heh nih kertas lo!” ucap Rio sambil memberikan kertas yang milik Ify tadi, Ify sejenak melihat isi kertas itu. ‘hm, X.2’ batin Ify sambil membaca kelas yang akan jadi kelasnya.

Lalu Ify dan Rio langsung masuk ke ruangan, pasrah atas apapun yg terjadi dengan mereka -,-



    -----------------------------------------

 udah yaa segitu dulu kayanya udah panjang ;;) maaf kalo jelek, oh iya jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara follow blog aku yaa :) makasih ;) follow twitter ku juga ---> @nrhsannaylnti mention aja kalo mau follback :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar