"), auto;} Polesan Selai Kacang: Stevano dan Alyssa #4
Selai Kacang tak akan pernah terasa nikmat sebelum kita menikmati Selai Kacang tersebut!

Minggu, 04 September 2011

Stevano dan Alyssa #4


Haihaaii ;) aku datang lagi,sumpah ini inspirasi ngacir banget! Makanya gaje gaje gimanaa gitu ya o___O jujur aja ini Cuma 3.063 kata dan 12 lembar Ms.word, ngga kayak yang part part dulu. Tangan aku lagi males banget buat ngetik, makasih pengertiannya ;)

  ***
Stevano dan Alyssa #4

“AUUUWW!” jerit Shilla pelan (?). o oww ternyata Iel nginjek kakinya Shilla -_-

“kak sakit co..” ucapan Shilla terputus saat melihat kedua wanita yang ada di depannya.

“eh mama..” ucap Shilla smbil berusaha kalem.

“Shil, Iel pacar kamu?!” tanya mama Shilla penuh berharap.

Shilla menoleh ke Gabriel. Gabriel Cuma diem campur cengo. “eum..”

“iya tante, Shilla pacar Gabriel.” Ucap Gabriel yang sangaat mengagetkan :O

“benar Shil?” kini mama Gabriel yang angkat besi (?) eh angkat bicara!

“i..iya mah..” jawab Shilla ragu.

“oh yaudah silahkan kalian pacaran dulu..maaf kita ganggu nih. Iya kan jeung?”

“iya nih iya..yuk jeung kita pindah tempat..”

Shilla dan Gabriel? Cengo!

  ***

Keesokan harinya

@sekolah

Ify, Agni, Shilla, dan Sivia sedang duduk duduk di kantin. Berhubung hari ini ada rapat guru, jadi perlajarn dikosongkan untuk sementara.

“Shil! Mantep tuh! Haha..” ucap Agni sambil noyor kepala Shilla, ya! Shilla tengah menceritakan kejadian semalam.

“hu! Apanya coba yang mantep? Gila lah pengen gue cekik tuh si kak Iel!” ucap Shilla geram sambil memeragakan tangannya yang seolah olah ingin mencekik seseorang.

“cieee nyekik tanda cinta, ya shil, hahahah..” Sivia pun ikut mengejek Shilla.

“heh ntar lo Siv yang gue cekik!”

“iya iya ampun kakak..”

Sementara itu, Ify tengah melamunkan sesuatu, entah apa yang difirkannya. Ify tak sama sekali memperhatikan cerita Shilla tadi.

“eh eh! Ck!” Agni pun memberi instruksi (?) kepada Shilla dan Sivia agar melihat Ify yang sedang melamunkan sesuatu.

‘hm..kira kira kak Rio sama kak Alvin udah baikan belum ya..’ pikir Ify. Ups! Tandanya...Ify sedang melamunkan Rio dan Alvin?

“IFYYYYY ADA KAK RIOO!!!” kaget Shilla, Agni, dan Sivia. Ify yang kaget langsung loncat dan lari menuju ke kelasnya.

“heh! Kenapa dia lari?!” heran Shilla sambil menepuk jidatnya.

“tauk! Kayanya lagi kesengsem kak Rio tuh dia..hahah..”

  ***

Di koridor, Ify jadi heran sendiri kenapa dia bisa tiba-tiba lari. “eh kenapa tadi gue lari, ya?! Yaampun!” ujar Ify dengan nada polosnya.

Ify yang tadinya pengen balik ke kantin, jadi ngga jadi “ah kalo gue ke kantin, jauh banjeets ya, ah ke gedung kelas 2 aja ah!” Ify pun memutuskan untuk ke gedung kelas 2, niatnya sih ingin menemui Cakka dan Gabriel.

 --

Ify celingak celinguk kesana kemari nyari sosok ‘Cakka dan Gabriel’. Ia menoleh ke kelas demi kelas, mumpung ngga ada guru, fikir Ify. Berulang kali Ify merasa risih karena banyak kakak kelas yang ngeliatin dia. Mungkin di fikiran mereka anak-ini-ngapain-kesini.

“eh! Lo anak kelas 1 kan?! Ngapain lo kesini?” tanya seorang siswa -kelas2- yang gayanya kayak bitchy. Menor banget! Sambil bawa bawa kipas hello kitty dan mengipas dengan gaya ibu ibu.

“eh iya kak, aku kelas 1, em..mau nyari kak Cakka sama kak Gabriel, kakak tau?” ucap Ify sesopan mungkin, padahal dalam hatinya Ify sudah mencaci kakak kelas yang menornya ngalah-ngalahin Syahrini.

“what?!! Cakka dan Gabriel? Ngapain lo nyariin mereka? Suka lo sama mereka? Ih ganjen lo jadi adek kelas!”

Ify menarik nafas dalam dalam, emosinya sudah memuncak. Tapi Ify berusaha menahan. Andai saja yang didepannya ini adalah anak kelas1, pasti Ify sudah dimasukkan ke ruang BK.

“kak, aku nanya. Bisa dijawab?!” ujar Ify sambil berusaha menahan emosinya.

“berani lo sama gue?”

“kak! Aku bukan mau nyari masalah. Aku Cuma nanya! Aku mau nemuin mereka, kalo kakak emang suka sama mereka, ya silahkan! Ngga akan aku ambil!” tegas Ify sambil meninggalkan kakak kelas itu yang tengah menyiapkan tangannya untuk menampar Ify.

--

Akhirnya, setelah berdebat dengan kakak kelas yang cerewetnya minta ampu, sampe sampe nanya aja dibilang “berani lo sama gue?!”, Ify menemukan Gabriel dan Cakka yang tengah mengobrol di depan –teras- kelasnya.

“kak! Hosh..hosh..” panggil Ify sambil bernafas terengah engah (?)

“eh lo fy? Ngapain disini? Em! Gue tebak! Pasti lo di tanya tanya dulu kan sama Angel?” Ujar Cakka

“Angel? Yang gayanya menor ngalahin Syahrini?”

“nah iya betul banget! Makanya fy, kalo mau kesini jangan lewat situ, lewat kantin aja, jadi kan deket,” ajar Gabriel sambil menunjuk tangga yang menghubungkan kantin dan gedung kelas2

“iya deh ampun khilaf gue lewat situ kak, diliatin sama kakak kakak kelas! Risih sendiri, haha..”

“iyadah! Eh lo ngapain ke sini?”

“gapapa sih, mau kesini aja sekalian mau ngeliat kak Rio.” Ujar Ify sambil membalikkan badannya menuju teras kelas XI.2, Ify terpelongo, indah sekali. Ya, kelas XI2 menghadap ke pantai yang kalo sunset itu indaaah banget.

“ngeliat kak Rio?”

“iya..”

“ngapain ngeliat kak Rio?”

“boleh ngga?!”

“iya lo masuk aja..”

Ify pun mengangguk kecil dan langsung memasuki kelas XI2. Ify mengedarkan pandangannya. Hap! Ify melihat Rio yang tengah memainkan handphone-nya. Tak hanya Rio, Ify juga melihat Alvin yang sedang telungkup di atas meja nya. Sepertinya ia tertidur. Ify pun langsung mengampiri Rio.

“kak Rioooooo...” panggil Ify –sedikit berteriak- sambil mendekati meja Rio.

Rio yang tengah asyik dengan hanphone-nya langsung menatap ke Ify “apa?” kata Rio dengan cuek

“ih cuek banget!”

“ah udah deh kenapa nyamperin gue?”

“gapapa! Lagi ngga ada kerjaan aja..”

Rio tak membalas ucapan Ify. Perhatiannya kembali ke handphone-nya

“ih kak Rio! Gue ngga suka lo kayak gini. Kayak ngomong sama patung!” ujar Ify pelan seolah ngedumel sendiri sambil melipat kedua tangannya di depan dadanya.

“lo ngomong apaan?”

Ify langsung kaget “eh engga kok!”

“fy! Mending lo balik deh ke kelas lo! Risih gue deket deket sama lo!” ujar Rio yang membuat hati Ify rasanya...DUAR!

“oke! Gue balik kok! Tenang aja! Gue Cuma pengen mastiin kalo lo tuh gapapa!”

Ify pun langsung keluar dari kelas Rio. Rio menatap punggung Ify yang sedang berlari meninggalkannya. ‘Maaf’ batin Rio.

***

@ rumah Ify

Ify sedang belajar dikamarnya. Memperhatikan satu demi satu rumus dari buku yang berjudul ‘Matematika’ tersebut. Ia berulang kali menaik turunkan alisnya. Hampir dua lembar kertas menjadi korban coretan rumus matematika nya. Ya, sepertinya Ify tak begitu pintar dalam hal ‘Matematika’

Drrt..Drrt—handphone Ify bergetar, menandkan ada satu pesan masuk. Tadinya Ify ingin mengabaikan saja pesan itu, tapi akhirnya Ify kalah dengan rasa penasarannya itu.

From: Ray

Kak Ify, susah gue bujuk kak Rio! -_-

--

Hm! Ify berdehem. Sepertinya Rio memang susah dibujuk, tak seperti dirinya.

To: Ray

Hah? Emang lo bujuk gimana?

--

Setelah mengirimkan pesan tersebut, perhatian Ify kembali ke buku matematika-nya. Ia membolak balik bukunya. ‘Argg! Kenapa jadi ngga konsen sih!’ ucap Ify dalam hati. Ia langsung menutup bukunya dan melempar bukunya sembarangan.

Tak lama kemudian.. Drrttttttt... hanphone Ify bergetar kembali.

From: Ray

Ya gue bilang aja kalo persahabatan kak Rio sama kak Alvin itu ngga mungkin bisa ancur sebegini nya gara gara si Lyssa Lyssa itu!

--

Ify membaca pesan itu dengan mata melotot lotot.

To: Ray

RAAAAYYYY lo gimana sih ah gebleekkk! Ya pasti Rio nambah panaslah ati nya lo bilang gitu -_-

--

Ya memang! Mungkin Ray bukan orang yang tepat untuk membujuk Rio. Ify merebahkan dirinya di atas kasur. Handphone nya ia biarkan saja terus bergetar. Ia menatap ke arah cendela kamarnya yang pastinya –malam- langsung dapat melihat bintang.

“pengen deh jadi bintang, gaada beban apapun.” Lirih Ify sambil menatap bintang bintang –dari bumi- kecil tersebut.

Ify lalu meraih handphone-nya kembali.

From: Ray

Maaf kak gue gabisa ngebantuin lo lagi, gue fikir gue bukanlah mesin yang bisa ngebujuk kak Rio dengan lihai. Gue ngga kayak lo kak, gue tau lo satu-satu nya orang yang bisa nyatuin mereka lagi.

--

Ify berdetak melihat pesan tersebut, Ify melihat dirinya di kaca besar di kamarnya. ‘gue? Orang yang bisa nyatuin persahabatan yang terpecah?’ batin Ify bertanya tanya.

Dan dengan pesan terakhir diatas lah,kesimpulan = Ray gagal membujuk kakaknya.

  ***

@ rumah Shilla.

Ya! Lagi lagi! Mama Shilla tengah membahas tentang Shilla dan Gabriel, Shilla yang ngerasa risih dengan ucapan mamanya, Cuma diem diem nyelipin iPodnya dan ngedengrin lagu, bukan ocehan mamanya.

“Shilla, Gabriel itu perfect loh! Udah ganteng, keliatan berwibawa, keluarga nya terhormat, perhatian sama kamu, huh! Ga sia sia deh kalo dia pacaran sama kamu!” cerocos mama Shilla. Tetapi Shilla tak mendengarkan semua itu. ia hanya mendengarkan lagu dari Ipod yang di selipin.

“Ma, Shilla ngantuk. Shilla ke atas ya.” Kata Shilla sambil memakai sandal beruang nya dan bersiap siap untuk kembali ke tempat peristirahatannya. Ya! Kamar!

“hm! Iya iya sana!”

Tapi, baru saja Shilla menaikisekitar 2 anak tangga...

“Ting Tong..”  bunyi apaan tuh? Udah anggep bunyi bel :p

Shilla pun tak memperhatikan bunyi bel itu. ia tak peduli, mau presiden kek yang dateng, ia bakalan tetep di kamarnya dan molor.

“eh jeung Abel. Loh ada Gabriel juga..” ucap mama Shilla yang jreng! Langsung ngebuat Shilla kaget dan langsung lari ke kamarnya.

@ kamar Shilla

“mampus ada kak Iel!” kata Shilla dan langsung ke kasurnya lalu narik selimutnya. Tetap dengan iPod dan blackberry-nya.

@ashillazhrtiara: mampus! Orang nyasar masuk rumah! Tidur! Yuukmariii!

Herannya, Shilla tak merasakan kantuk di kamarnya, malah ia ingin mengambil remote TV nya dan menghidupkan DVD nya lalu menonton Transformers3.

Tapi itu tak mungkin Shilla lakukan, bagaimana nanti jika tiba-tiba mama nya masuk dan memergoki ia sedang menonton. Pasti ia langsung disuruh ke bawah.

@azizahsivia: heh siapa? RT @ashillazhrtiara: mampus! Orang nyasar masuk rumah! Tidur! Yuukmariii!

@ashillazhrtiara: ngga! Orang! Hehe RT @azizahsivia: heh siapa? RT @ashillazhrtiara: mampus! Orang nyasar masuk rumah! Tidur! Yuukmariii!

Tapi tiba tiba saat Shilla tengah asyik mantengin TL nya, suara derapan langkah kaki menggelayut di telinganya ‘mama!’ batin Shilla dan langsung narik selimutnya lagi.

‘Cklek..’ pintu kamar Shilla dibuka.

‘huft! Ayo Shilla tiduuurr..’ batin Shilla.

“Ye! Ni anak malah tidur.” Hm! Shilla sedikit berdetak. Itu bukan suara mamanya, tapi suara..

“kak Iel! Hayok ngapain lo disni! ” kata Shilla yang langsung buka selimutnya dan duduk di atas kasurnya.

“eh ngga ngga! Gue disuruh mama lo ke kamar lo!”

“kenapa lo mau sih!” kesal Shilla sambi mengacak acak rambut panjangnya.

“gamau ngecewain nyokap gue, nyokap gue itu suka banget Shil sama lo!” kata kata Gabriel serentak langsung membuat Shilla bengong.

“huh! Gue mau tidur! Bye!” Ucap Shilla sedikit heran sambil menarik selimutnya (lagi?)

“eh eh jangan tidur dong Shil! Ntar dikira mama lo gue ngapa ngapain lo?!”

“huh! Ngeselin banget sih, lagian elu juga kenape mau maunya diajak nyokap lo malem malem ke rumah gue.”

“yaelah Shil! Lo kayak gatau aja deh sama nyokap gue, kalo dia ada kehendak, pasti harus diturutin.”

Drrt..Drtt – kini suasana yang tadi nya sedikit ‘camcuap’ langsung hening pas Handphone Shilla bergetar. Shilla mendengus dan langsung mengambil handphone-nya. Sementara Iel Cuma ngeliatin handphone nya Shilla.

“ada apa Shil?” tanya Iel ke Shilla.

“sms..” tukas Shilla, pandangannya tak lepas dari handphone nya.

----

From: Ify Alyssa

Shill please bantuin gue anjiirrr pusing gue -_-

---

Shilla menaikkan sebelah alisnya. Dalam hatinya ia berkata ‘pasti kak Rio.’

To: Ify Alyssa

Apaan? Kak Rio lagi?

--

From: Ify Alyssa

Iyaa nih gue udah minta bantuan sama si Ray, adeknya. Eh gagal bray! Sumpeh gue pusing azzz..pake cara apalagi biar kak Alvin sama kak Rio nyatu -_- ada saran?

--

to: Ify Alyssa

hmm..maaf ya ipiii..ntar deh kalo otak aku lagi bener, ini lagi mumeet abeezzz.

--

From: Ify Alyssa

Oke! Thankyou yaa :* semoga berhasil sama kak Iel :*

--

Shilla terpelotot melihat pesan terakhirnya. What the maksud?! Hm! Lupakan sajalah!

---

Shilla dan Gabriel terlarut dalam keheningan. Sudah 2 jam lebih mama Shilla dan mama Gabriel, tapi ya nampaknya tak pernah ada rasa bosan.

“kak, bosen nih gue..” ucap Shilla sambil membanting boneka Teddy Bear nya, ukurannya hampir sama seperti badannya, hanya saja, Teddy Bear itu tak segendut Shilla ._.v

“iya Shil, sama, gue juga.” Sahut Gabriel yang sedaritadi duduk di atas sofa putih Shilla yang lumayan empuk.

“ambilin Teddy Bear gue dong kak..” suruh Shilla sambil nunjuk Teddy bear yang tadi di bantingnya.

Gabriel mendengus. “ambil sendiri.”

“ih pelit banget sih!”

“lo tuh calon istri gue, rajin rajin dikit dong..” ceplos Gabriel. Awalnya ia tidak sadar dengan apa yang diucapkannya. Tapi tak berselang lama kemudian Gabriel menutup mulutnya. Sementara Shilla kaget. Apa yang Gabriel ucapkan? ‘Calon istri?’

“kak, ngomong sembarangan! Gue gamau jadi istri lo! Ntar anak gue badannya item! Hhhh..” ucap Shilla sedikit bergidik, padahal rona merah telah merajai pipi chubby-nya.

“ye gue gamau juga kali punya istri kayak lo! Udah bawel, cerewet, pemales, bego lagi. Ihhh..” kata Gabriel sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

“tapi cantik kan?” canda Shilla. Entah kenapa. Gabriel malah menjawab “iya..”

Lagi-lagi, muka Shilla memerah, ia tersipu. “cie muka lo udah merah aja! Orang becanda doang.” Ucap Gabriel santai yang langsung disambut dengan lemparan bantal ke kepalanya.

“lo tuh ya kak..hrrrr..”

“hehe ampun Shil..”

“lagian gue udah punya cowo..wlee..” ucap Shilla dengan santainya (lagi?). entah mengapa, setelah mendegar kata kata Shilla itu, Gabriel langsung kaget, dan bengong. ‘Shilla? Punya pacar?’ batin Iel bertanya tanya.

“kak? Kok diem?” Shilla melambai-lambaikan tangannya di depan muka Iel yang lagi ngelamun.

“eh engga kok Shil.” Dan semenjak saat itulah Gabriel menjadi sering melamun, entahlah apa yang ia rasakan. Apa ini cemburu? Atau?

  ***

Pulang Sekolah (skip aja ya! Males banget tangannya –“)

Ify sedang berjalan menuju parkiran. Seharian ini pikirannya tak tertuju pada pelajaran, tapi pada Rio, ia bingung, Rio tak biasanya seperti ini? Biasanya juga Rio selalu mengajaknya berantem, ataupun sekedar mengejeknya dengan kata ‘Perempuan Berkalung Behel’. Ify menuju mobil Civic Putihnya.

‘itu kan kak Rio.’ Batin Ify setelah melihat motor Rio yang begitu saja melewatinya. Ify langsung memasuki dan men-starter mobilnya. Ify terlihat terburu-buru, entah, ia akan menuju kemana.

  ***

Seorang lelaki berpostur tubuh tegap itu meletakkan tasnya dipinggir lapangan. Ia mengambil sesuatu dari tas hitam-putih nya. Ya, bola basket.


Lelaki berseragam sekolah itu sangat menikmati permainan basketnya. Ia berulang kali men-shoot bolanya ke ring, tapi tak pernah masuk, selalu melenceng. Ia pun kesal dan langsung membanting bolanya.

“kenapa permainan gue jadi nurun sih!!!” ucap lelaki itu sambil berdiri di tengah lapangan dan mengacak acak rambutnya.

“karena tanpa sahabat, lo gaakan jadi apa apa kak..” lelaki itu tertegun, ia mendengar sumber suara itu. ia kenal suara itu. ia melihat ke sekeliling lapangannya.

“Ify!” ucap lelaki itu sambil memasang muka heran. Ia menatap seseorang bernama ‘Ify’ itu. ify tengah memegang bola basketnya. Ify tersenyum getir.

“lo heran kan kak, kenapa gue tiba-tiba ada disini,” lirih Ify

Lelaki itu mengangguk.

“gue peduli kak sama lo.” Tukas Ify singkat.

Lelaki itu diam. “Gue Cuma mau bilang, seorang kak Rio akan rapuh tanpa kak Alvin.” Tegas Ify sambil menatap bola basket yang ada di tangannya itu.

“tapi dia..” ucapan lelaki yang bernama ‘Rio’ itu terputus.

“gimanapun jahatnya sahabat, dia punya peran penting di hidup lo kak..”

Rio  menunduk, ia terlihat sedang memikirkan sesuatu. “kak, maaf kalo gue ikut campur urusan lo sama kak Alvin, gue peduli kak sama lo. Gue gasuka liat lo yg sekarang. Kalo lo berkenan, lo bisa datang ke bukit bintang. Jam delapan tepat. Semua yang nantinya bakal terjadi, tergantung di jam delapan tepat itu.” ucap Ify tegas seraya melempar bola basket milik Rio itu. ify langsung tersenyum kecil ke Rio dan pergi meninggalkan Rio sendiri..ya..sendiri.

  ***

Jarum jam di kamar tersebut sudah menunjukkan pukul 19.40, Rio bingung. Apakah ia harus pergi kebukit bintang? Seperti perintah Ify tadi?

“ Semua yang nantinya bakal terjadi, tergantung di jam delapan tepat itu.” Rio mengulang kata kata yang disebutkan Ify di lapangan basket tadi. Ia tersenyum.

--

Sementara di bukit bintang..

Hanya ada Ify disana. Ia masih setia menunggu kedua kakak kelasnya. Ify melihat jam yang ada di iPhone nya tersebut ’19.55’ ya kurang 5 menit lagi, jam tersebut sudah menunjukkan jam delapan tepat.

@ifyalyssa: I still waiting, 5 minutes again? No problem!


“huft!” Ify menghembuskan nafasnya pelan. Ia masih setia menunggu kedua nya.

Waktu terus berjalan, hingga akhirnya ’19.59’..

“sorry fy, gue telat.” Ucap kedua orang tersebut berbarengan. Mereka menatap satusama lain. Lalu melengos.

“iya iya, gapapa. Ayo kak Alvin, kak Rio, duduk dulu.” Suruh Ify kepada Alvin dan Rio.

Mereka bertiga terlarut dalam suasana hening. Sepertinya Ify memang sengaja membiarkan suasan menjadi hening.

“hei! Kok diem sih?” ucap Ify memecah keheningan.

Alvin dan Rio masih tetap diam. “gue jadi berasa nyamuk disini.” Kata Ify sambil menguap.

Ify masih membiarkan keheningan itu. “kalian berdua berubah!” kata Ify sambil menunduk, Rio dan Alvin yang mendengar kata tersebut langsung menoleh ke arah Ify.

“fy..” Rio berusaha menyapa Ify dan menenangkannya, tapi keburu didahului Ify.

“kak Rio, kenapa sih kak Rio berubah? Gue ngga suka kak liat lo yang sekarang! Gue kangen beranteman kita, gue kangen ejekan lo. Gue ngga suka lo jadi orang yang penutup, gue pengen semua kayak dulu lagi, kak. Semua baik baik aja. Lo liat kak lo yang sekarang? Lo jadi lemah? Basket lo jadi nurun? Nilai nilai lo anjlok? Mana kak Rio yang dulu? Yang kuat? Yang master basket? Yang pinter? Mana?!” ujar Ify sambil terisak, sungguh! Kata kata itu memang berasal dari hati Ify, bukan dibuat buat.

Rio terdiam, ia menunduk.

“fy..” kini Alvin yang berusaha menegur Ify

“dan kak Alvin, mana kak Alvin yang dulu? Yang selalu bisa jadi andalan sahabatnya? Mana? Kak Alvin yang suka narsis? Mana kak Alvin yang tatapannya dingin? mana kak Alvin yang selalu support sahabatnya? Mana?”

Rio dan Alvin terdiam, ia mencerna kata-kata Ify tadi.

“Dan buat kalian berdua, mana kekompakan CRAG? Kak Cakka dan kak Iel tuh gaakan bisa tegar tanpa kalian, gue ngga nyangka, Cuma gara gara Lyssa yang keberadaannya ngga jelas, persahabatan kalian hancur, fikir dong! Percaya, Lyssa baik-baik aja, anggap dia ada di samping kalian,”

“kak Alvin, kalo kak Alvin emang nganggep Lyssa udah mati, please jangan nyangkutpautin sama persahabatan kalian berdua, itu anggapan kakak kan? Please jangan salahin tanggapan orang lain.”

“dan kak Rio, aku tau kak Rio sayang banget sama Lyssa, tapi aku mohon sadar kak, Lyssa ada, Lyssa baik baik aja, suatu saat dia pasti bisa balik, dan untuk sementara ini, kalo lo mau, lo bisa kok kak, nganggep gue sebagai Lyssa.” 

Ify menghapus airmatanya. Mengambil tasnya, “gue kira cukup, sekarang terserah, terserah kalian mau gimana, sebelumnya gue minta maaf karena udah ikut campur, tapi ini semua karena aku peduli sama kalian.” Ucap Ify dan langsung berlalu pergi.

Sepeninggal Ify, alvin dan Rio masih memikirkan kata-kata Ify tadi, keheningan menyelimuti mereka, hembusan angin malam menambah suasana dingin di bukit bintang tersebut. Mereka saling bertatapan.

“sahabat?” Rio langsung menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Alvin.

Alvin tersenyum dan menyambut uluran tangan Rio tersebut, “sahabat!”

Rio dan Alvin tertawa bersama di malam ini, di bawah cahaya bintang, di dalam hembusan angin malam.

  ***

Hoaaaaaaaaaaa :O selesai juga akhirnya, teremakaseh udah mau baca cerbung gajeee ini -_-

-Polesan Selai Kacang Nurhasannah Yulianti-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar