"), auto;} Polesan Selai Kacang: ANTARA AKU, DIA, DAN MANTANKU *cerpen
Selai Kacang tak akan pernah terasa nikmat sebelum kita menikmati Selai Kacang tersebut!

Minggu, 04 September 2011

ANTARA AKU, DIA, DAN MANTANKU *cerpen


Haihaaaii :) bawa cerpen :) post dua ya hari ni :D inspirasi cerpen ini didapet dari pas mulai tanggal 25 -_- gatau deh inspirasi lewat yaa aku ambil aja :D baca ya. Maaf kalo gaje-_-

  ***

ANTARA AKU DIA DAN MANTANKU

Jujur, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakan dia, seringkali aku mencoba berpaling ke orang lain, tapi tak pernah berhasil, yang ada, aku malah terus menangis, kalian tau mengapa aku menangis? Karena apa yang telah ku perbuat? Pacaran dengan orang yang sama sekali tidak aku sayang! Menyakitkan memang! Tapi bagaimana lagi? Aku masih belum bisa melupakan sosoknya, ya, dia! Seorang mantan terindah di hidupku, aku tidak tau bagaimana persis kejadian, sehingga aku bisa suka terlalu dalam, padahal sosok ia tidak begitu sempurna. Dia bahkan tidak terlalu tampan, tidak pintar menyanyi, tidak pandai bermain gitar seperti layaknya Esa Septian Pramudha Sigit, ia tidak begitu pintar dalam pelajaran seperti layaknya para Proffesor, dia tidak dikenal banyak orang seperti Afgan Syahreza, dia juga tidak pintar menyihir seperti Harry Potter. Tapi herannya kenapa aku begitu tergila gila pada sosok mantanku itu? padahal banyak yang lebih sempurna dari dia. Tetapi hati tidak bisa dibohongi, bahwa aku masih sayang padanya.

  ***

Semakin ku-ingkari

Semakin ku mengerti

Hidup ini tak lengkap tanpamu

Aku mengaku bisa..

Tapi hati tak bisa..

  ***

“Heh Fy ngapain lo disitu?” panggil salah satu sahabatku.

“hah? Gapapa lagi pengen nangkring aja di jendela kelas.”

“haha alaah paling ngelamunin kak Rio lo :p”

“kak Rio? Ah engga! Lo mah sembarangan aja Vie.”

“udah deh, pikiran lo tuh udah bisa gue baca kalo lo lagi mikirin kak Rio, haha.”

Aku terdiam. Sahabatku yang bernama Sivia itu pun duduk di sampingku.

“Lo masih tahan aja Fy sama kak Rio itu. padahal lo pikir dong Fy, udah berapa kali dia mainin lo! Ya tapi lo tetep aja suka sama dia. Beeeh kalo gue jadi lo ya Fy, ga lama deh itu si kak Rio sok ganteng itu.” ucap Via –sapaan akrab Sivia- dengan nyolotnya.

“gue emang sering dimainin sama dia, tapi tetep aja Vie, rasa sayang itu tetep ada dan kayanya gapernah bisa hilang dalam jangka waktu 3 tahun.”

“masih kayanya kan? Belum iya?”

“tapi gue rasa dia itu emang udah klop bangettt sama gue Vie!”

“klop? Fy, lo pikir dong, dia itu sering banget nyakitin lo, apalagi kalo di depan lo, kemesraan dia sama cewe baru dia itu, si kak Shilla, ditunjukin banget! Ih gue liatnya aja pengen gue tampar tuh muka si kak Rio!” ucap Via dengan kesalnya.

“udahlah Vi! Gue emang ngerasa sakit banget! Tapi dengan ngeliat senyuman dia gue rasa gue udah dapet kebahagiaan yang belum pernah gue dapet!”

“walaupun senyum itu bukan milik lo? Dan bukan buat lo lagi?” aku berdetak, sungguh, ucapan Via sangat menyentuh.

Aku menjatuhkan airmataku “tuh kan lo nangis lagi fy, fikir dong fy, udha berapa banyak airmata yang lo keluarin buat nangisin kak Rio itu!”

“tapi gue gapernah bisa Via ngelupain dia!”

“hm!” Via berdehem. Ia berdiri dari tempat duduknya dan memperhatikan keluar kelas.

“Vi, lo ngerti kan gimana rasanya jadi gue?” Sivia menunduk. Tadi Gabriel lewat, dan Gabriel hanya lewat saja.

Sivia menatapku sejenak, airmatanya sudah terlihat di sela sela kelopak matanya. Lalu Sivia langsung berlari ke kamar mandi yang memang tak begitu jauh dari kelasku,

Aku pun segera menyusul Sivia.

  ***

SHITT!!! Kenapa bisa kebetulan begini sih? Kenapa tiba-tiba ada kak Rio di WC itu? ia terlihat sedang bersama kak Shilla, pacar barunya itu. aku tidak tau harus gimana lgi, aku bingung. Apa yg harus aku lakuin? Aku lalu memenjamkan mataku. Mencoba untuk tidak menangis saat melihat kak Rio dengan orang lain, bukan denganku.

Aku tau, kak Rio sedang ingin menjahiliku. Ia menghadangku dengan kaki nya saat aku ingin memasuki WC perempuan. Sayangnya, saat itu aku tak sadar kalau kakinya ada di lantai tempatku berjalan. Dan akhirnya.

BRUK! Aku terjatuh, kakiku berdarah. Aku menangis kesakitan, sementara kak Rio sudah pergi jauh, bukannya membantuku, ia malah meninggalkanku dan menggandeng pacar barunya di depanku.

Aku merasakan rasa itu! cemburu! Bukan hanya sekedar cemburu, tapi juga sakit! Aku merasa seperti mainannya saja. Aku diperlakukan seenaknya.

    ***

Sesungguhnya ku berpura pura

Relakankan kau pilih cinta yang kau mau

  ***

Aku sedang online twitter di kamarku. Aku langsung mengecek Mention-ku.

@azizahsivia: huhuuuu sial banget hari ini, iya ngga @Ifyalyssa ?

Aku terkekeh pelan, lalu langsung menjawab tweets itu.

@ifyalyssa: haha iya nih kacau banget RT  @azizahsivia: huhuuuu sial banget hari ini, iya ngga @Ifyalyssa ?

Lalu aku kembali men-scroll down mouse-ku yang berbentuk minnie mouse yang disambungkan ke laptopku.

@riostevadit: @ifyalyssa Ify.....

Jujur aku sedikit tertegun saat melihat tweets ini. Kak Rio? Menyapaku? Terlihat disana 3 minutes ago. Aku tersenyum, lalu langsung membalas tweets itu.

@ifyalyssa: @riostevadit kenapa kak Rio?

Hmm, jujur, aku senang melihat mention itu. memang, sudah sekian lama semenjak kami putus, kak Rio sudah lama tidak me-mentionku.

Tidak lama kemudian, ada balasan dari kak Rio.

@riostevadit: @ifyalyssa gapapa :P

Aku mendengus pelan, aku sedikit geli melihat emo nya.

@ifyalyssa: @riostevadit ohh genit aje nih manggil manggil :p

Aku lalu kembali memantengin Timeline ku yang berjalan cukup deras. Tiba-tiba aku merasa haus, aku pun berinisiatif untuk membuat Jus Pear kesukaanku. Aku memang tidak menyuruh pembantu, karena, aku ingin mandiri.

  ***

“hm..enak nih kayanya..” aku sedikit menyeruput jus pear buatanku sendiri. aku lalu membuka pintu kamarku. Dan..

“kak Alvin!” ya! Aku melihat kak Alvin –kakakku- sedang memainkan laptop-ku. Astaga! Aku baru ingat! Twitterku belum di sign-out. Pasti kak Alvin bakalan marah marah, karena aku udah mention-an sama kak Rio.

Kak Alvin menatapku sinis “sejak kapan lo berhubungan lagi sama cowo bejat itu?” tanya kak Alvin dengan nada...serius.

“tadi dia nyapa aku doang kok kak, terus aku bales.” Aku berusaha membela diriku.

“lo ga inget gimana lo diperbuat oleh dia?” catat! Ya CATAT! Pertanyaan kak Alvin ini sumpah ngebuat aku gabisa berkata apa apa. Aku tertunduk, menatap ubin ubin kamarku yang udah jadi korban tetesan airmataku.

“tapi..aku sama kak Rio Cuma temen kak..” ucapku sepelan mungkin.

Kak Alvin mendekatiku “jangan deketi cowo bejat itu lagi. Dia itu BEJAT!”

Lalu kak Alvin langsung keluar kamarku. Aku terduduk di sofa hitamku, menatap keluar cendela. Aku ingat cendela itu, dimana ia selalu mengirimkan surat surat yang berisi kalimat gombalnya.  Hm! Lagi-lagi! Aku menangis. Terlintas sejenak difikiranku, seberapa pantas dia ngebuat aku nangis?

   ***

Sesungguhnya ku tak pernah rela

Karena ku yang bisa..

Membuat hatimu..

Utuh..

  ***

Aku masih shock dengan kejadian semalam. aku terduduk dia kursi taman sekolahku. ‘kak Rio, please pergi dari hati gue..’ kataku dalam hati. Entahlah, mungkin aku sudah gila!

Tiba-tiba ada yang duduk disampingku “nunggu kak Rio lagi?” ucap Sivia pelan padaku. Aku tersentak, “iya..”

“bego! Itu dia lagi mesra mesra!” kata Sivia kesal sambil menunjuk ke arah kak Rio dan kak Shilla duduk. Aku menatap mereka berdua yang kalau orang melihatnya, pasti orang langsung berpendapat mereka cocok seperti romeo juliet. Aku tersenyum ke arah mereka berdua “aku emang ngga pantes buat miliki dia lagi.” Lirihku. Mendengar ucapanku, Sivia langsung menoleh ke arahku.

“munafik!” tukas Sivia sambil terkekeh pelan.

“maksudnya?” aku berdecak heran. Munafik?

“kalo masih sayang, ya usaha dong.” Aku tertawa, begitu lucu.

“kok ketawa sih?” Sivia langsung menabok pelan kedua pipiku.

“ah? Engga! Gue fikir kayanya emang kak Shilla yang terbaik buat kak Rio. Mereka sama sama ganteng dan cantik.” Ucapku santai sambil menatap mereka berdua yang sedang mengobrol akrab.

“hei! Gaada ya sejarahnya kalo orang ganteng harus sama yang cantik. Lo percaya kan sama legenda si buruk rupa? Rupa dia buruk! Tapi dia bisa ngedapetin cewe yang cantik.”

“biarpun gue usaha, tetep aja gabisa. Kak Alvin udah benci banget sama kak Rio.”

“ya wajarlah! Ah tau deh gue pusing! Yang pasti ntar tua lo pasti kawin deh! Haha..” mendengar ucapan Sivia, aku langsung tertawa. Aku terbayang saja, bagaimana jika nanti kak Rio dan kak Shilla menikah? Aku tunggu undangannya! -_-

   ***

Aku menunggu bus di halte. Hari ini aku tidak dijemput. Lagi-lagi, pemandangan itu terlihat lagi, kak Rio dan kak Shilla bercengkrama sambil bergandengan tangan di seberang sana, mereka berdua terlihat sangat akrab. Aku tetap menatap mereka berdua, hingga tiba-tiba, kak Rio juga membalas tatapanku padanya, sambil sedikit tersenyum. Tak ada ekspresi apapun dari wajahku setelah melihat senyum itu, kalian tau kenapa? Karena senyum tadi bukan untukku, tapi untuk kak Shilla yang sedang menaiki mobilnya.

Aku tertunduk lesu, di halte ini hanya ada aku dan satu anak sekolahku yang tidak ku kenal. Aku menatap anak itu.

“hei.” Aku berusaha menyapa anak itu. merasa dipanggil, anak itu pun langsung menoleh ke arahku.

“hei juga..” dingin. Ia begitu dingin.

“nama lo siapa?”

“Acha.”

“kelas?”

“kelas 10.3”

“oh..”

Anak yang bernama Acha itu pun tak membalas ucapanku. Ia hanya memperhatikan jalan, aku merasa aneh dengan anak itu.

“gue tau kok lo pasti tadi ngeliat kak Rio sama kak Shilla.” Tiba-tiba, Acha mengucapkan kata-kata itu.

Aku tertegun, “emang kenapa?”

“gue mantan dia kok..” hmm! Nampaknya kata kata ini begitu menusuk. ‘gue mantan dia kok’ begitu santainya dia mengucapkan kata kata itu.

“ohh gi..gitu ya..” aku tak tau kenapa, tiba tiba pikiranku menjadi kacau.

“udah ngga usah cemas! Gue ngga ada rasa apa apa lagi kok sama dia, sekarang gue udah punya pacar yang setia dan sayang tulus ke gue. Emang sih awalnya gue sakit hati banget gara gara kak Rio, dia tuh kayak ngga ada hati lagi. Gue dulu sama kayak lo, tiap pulang pasti ngeliatin dia dari halte ini. Aku ngga akan pulang sebelum dia pulang. Sampai sampai pernah waktu itu, aku diganggu oleh preman-preman, karena hanya tinggal aku sendiri di halte ini, aku yakin waktu itu kak Rio ngeliat aku, tapi dia Cuma ngeliatin, engga ngebantu aku. Akhirnya ada cowo SMA kita yang ngeliat aku diganggu sama preman, namanya Ozy anak 10.5, akhirnya saat ini gue jadi pacarnya Ozy. Karena aku udah yakin kalo kak Rio bukan untuk aku, dan bukan milik aku lagi.” Aku bergitu memperhatikan ceritanya. Jujur aku sedikit merasa kaget, ia bisa dengan bebas menceritakan pengalaman prbadinya kepada orang yang baru dia kenal.

Setelah cerita itu usai, rintik-rintik hujan turun membasahi jalan, bersamaan pula sebuah X-trail hitam berhenti di depanku dan Acha.

“mau bareng? Ini hujan loh.” Ucap Acha mengajakku. Awalnya aku menolak ajakan Acha, tapi karena kulihat hujan semakin deras, aku pun menyetujui ajakan Acha.

  ***
Dan aku tak bisa melihat engkau tersiksa

Tersiksa oleh cinta buta yang salah

Dan aku padamu tempatmu dihati

Cintaku membuatmu utuh

  ***

Aku terus memikirkan cerita Acha tadi. Dia dulu sama sepertiku, tapi tak berangsur lama, dia sudah bisa menemukan cinta sejati-nya. Apakah aku akan seperti Acha? Akan ada pengganti Rio? Tapi, sepertinya aku merasa kalau kak Rio lah penghujung akhir cintaku?

 Aku lalu berinisiatif untuk online twitter lagi. Aku mengambil laptopku, tak lupa aku mencolokkan modem-ku. Lalu aku langsung membuka site twitter.com dan memasukkan username dan pasword account twitterku.

Sekejap! Layar home twitterku terlihat jelas. Satu-satu nya yang pertama aku lihat jika membuka twitter, yaitu mengecek mention.

Hm!

@riostevadit: @ifyalyssa haha engga kok kakak ngga genit :p adek kalii :P

Aku bukannya senang dengan mention ini, tapi aku malah bingung. Apa aku harus membalasanya? Atau mengabaikannya saja? Aku teringat ucapan kak Alvin kemarin “jangan deketi cowo bejat itu lagi. Dia itu BEJAT!” sungguh! Kata kata itu begitu melekat di otakku.

Akhirnya aku pun membalas mention itu, fikirku aku harus berhati hati saja, kalau meninggalkan kamar, twitterku di sign-out terlebih dahulu.

@ifyalyssa: @riostevadit ihh kakak yang genit :p wlee..

Aku tersenyum kecil. Walaupun dibalik senyuman itu aku merasa ada yang mengganjal fikiranku, kenapa kak Rio akrab sekali denganku kalau di twitter? Tapi kalau dikehidupan nyata? Aku dipermainkan sesuka hatinya.

  ***


2 minggu kemudian

Aku masih teringat tragedi di sekolah 2 hari yang lalu. Ya, tragedi yang menggemparkan hampir seluruh siswa. Kak Rio dan kak Shilla putus. Tadi aku sangat mengingat dimana kak Rio yang mutusin kak Shilla. Semua dilakukan kak Rio karena kak Shilla dicurigai selingkuh dengan kak Gabriel. Aku melihat dengan jelas, tadi kak Rio menampar kak Shilla. Aku sedikit tidak tega dengan kak Shilla, ia menangis, bahkan saat kak Rio pergi meninggalkannya, ia pingsan. Aku hanya bisa melihat dari kejauhan. Memangnya aku siapa? Aku hanya siswi biasa yang tidak terlalu dikenal di sekolah itu, tidak seperti kak Shilla yang memang hampir seluruh siswa mengenalinya, dia Cantik, pintar, dan terkenal di kalangan guru.

“kak Rio sama kak Shilla putus! Aku ngga pernah bayangin.” Gumamku pelan, sangat pelan. Aku menatap langit langit ruang tamu di rumahku. Terbayang bayangan kak Shilla dan kak Rio yang dahulu bermesra-mesraan dihadapanku, tapi sekarang? Semua itu kandas.


Kekasihku tak mencintai

Diriku sepenuh hati

Dia selalu pergi meninggalkan

Ku sendiri..

Aku mencoba mencari sumber suara itu. aku lalu mengintip dari jendela di dekat pintu utama rumahku

Mengapa ku mempertahankan

Cinta pedih menyakitkan

Aku  masih saja membutuhkan dia

Membutuhkan dia

Astaga! Dia..kak Rio!

Aku harusnya memilih kamu

Yang lebih mampu

Menyayangiku..

Berada disampingku...

Aku langsung membukakan pintu utama rumahku, aku melihat kak Rio berdiri dengan gitar akustik coklat muda-nya. Rasa ingin memeluknya.

O..Aku harusnya memilih kamu..

Tinggalkan dia lupakan dia..

Ku datang kepadamu..

Mataku berbinar-binar. Itu lagu Terry-harusnya kau pilih aku yang diubah liriknya oleh kak Rio. Kak Rio menjatuhkan gitar akustik nya. Ia menatapku dalam. Arimata terharuku mulai mengalir.

“fy..maafin aku.” Kata kak Rio seraya menarikku ke pelukannya. Pelukannya..erat.

Aku terdiam, airmata ku masih tetap mengalir, entah ini airmata apa.

Lalu kak Rio melepas pelukannya dariku.

“Ify..maafin aku ya selama ini suka seenaknya sama kamu..”

Aku tersenyum “udah dari dulu, aku selalu maafin kamu.”

“aku baru sadar fy ternyata selama ini aku selama ini Cuma dijadiin pelarian oleh Shilla.”

Aku menatap kak Rio. Aku berharap waktu jangan berjalan, tetaplah seindah ini. “Sabar kak.”

“fy..aku sadar, sebenernya selama ini ternyata Cuma kamu yang aku sayang, Cuma kamu yang aku cinta, Cuma kamu!” aku kaget mendengar pernyataan kak Rio. Apa dia menembakku kembali?

Aku masih terdiam, jujur aku tersipu, tapi aku belum berani menjawab apa apa. Aku bingung.

“fy..kamu mau kan jadi pendamping aku lagi untuk kedua kalinya? Kamu mau menjadi bintang lagi di kehidupan aku? Kamu mau menjadi cahaya lagi di kehidupan aku? Kamu mau menjadi anugerah lagi di hidup aku? Kamu mau?” aku melihat raut muka nya. Ukiran tuhan yang sangat indah, aku memerhatikan tiap lekuk wajahnya.

Aku ingin sekali menjawab iya, tapi aku takut, aku takut kak Alvin marah marah lagi sama aku. Aku takut!

“Fy, asal bisa bikin kamu bahagia, kakak setuju.” Hah? Tiba-tiba kak Alvin datang menghampiriku dan  kak Rio. Kak Alvin berada di tengah tengah aku dan kak Rio.

Aku menatap kak Alvin dan kak Rio bergantian, hingga akhirnya, aku mengulurkan tanganku ke kak Rio. Kak Rio yang bingung langsung membalas uluran tanganku.

“kita akan jadi sebuah tali tambang yang diiket. Dan tali tambang akan melengkapi satu sama lain jika diikatkan,” ucapku sambil tersenyum tipis. Kak Rio masih memperhatikanku.

“tandanya?”

“kita akan bersama..tandanya iya..” kak Rio langsung memelukku lagi, aku merasakan hangatnya pelukannya. Aku menangis bahagia,  aku tak menyangka, semua yang dahulu begitu pahit bisa berubah menjadi sangat manis.

  ***
Aku menatap bintang nan terang disana. Aku perlu berterima kasih padanya, karena ia telah menerangi malam yang gelap ini.

“Fy..terima kasih udah jadi bintang di hidup aku..”

Aku menatap bintang, selamat tinggal kenangan buruk.

  -----------------

Huaaaaaaaaaaa selesai tangan pegel -_- makasih udah mau baca ;) tingting all :D like sama comment nya ditunggu ya *sebagai penyemangat buat nulis lagi* heheh -_-

-polesan selai kacang Nurhasanah Yulianti-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar