Polesan Selai Kacang
Selai Kacang tak akan pernah terasa nikmat sebelum kita menikmati Selai Kacang tersebut!
Rabu, 08 Agustus 2012
Kamis, 08 September 2011
Ku Tak Sanggup Lagi *cerpen
Heihaai :D aku datang membawa cerpen.
Maaf yaah Stevano dan Alyssa nya belum di-post, soalnya lagi buntu ide buat
lanjut :p yaudah ini sebagai gantinya deh :p maaf kalo cerpen ini bener bener
Gaje -_- maklum penulis nya juga lagi gaje-_-
Ku Tak Sanggup Lagi *cerpen
***
Jangan kau ganggu hidupku lagi
Sudah, jelas kini yang kau mau
Kau sakiti hati ini
Tuk kesekian kali
Memang ku cinta
Namun tak begini
***
Aku menatap lekat lekat foto-nya itu.
sang pangeranku. Aku memejamkan mataku, memeluk lembut fotonya. Berharap ia ada
disampingku. Menerangi hari-hariku seperti dulu. Seperti saat pertama aku dan
dia pacaran.
“aku kangen sama kamu, sayang.”
Lirihku. Airmata ku sudah menetes di –foto- wajahnya. Aku kangen dia. Dia yang selalu menerangi hari-hariku. Kini dimana dia?
Memang, Long Distance Relationship itu
berat. Tak semudah menyebut kata-katanya. Aku meletakkan foto itu di meja kecil
yang berada di sebelah kasurku. Lalu mengambil handphone-ku. Aku men-touch
layar handphone ku dan memencet beberapa nomor yang memang sudah ku hafal. Aku mendekatkan handphone ku di telingaku.
Nada panggil nya sudah terdengar. Aku
berusaha menunggu dengan sabar. ‘tut tut
tut’ aku tak menginginkan adanya suara itu. yang aku inginkan suaranya. Dia Mario Stevano Aditya Haling. Orang yang selama 2 tahun ini aku
tunggu-tunggu.
“halo. Siapa ya?” Akhirnya, aku
mendengar suara indahnya.
“Rio! Ini aku Ify.”
“hah? Ify? Ganti nomor?”
“iya.”
“kamu apa kabar fy?”
“baik Yo, kamu sendiri gimana?”
“aku baik banget disini fy.”
“Yo..kamu tau ngga aku tuh sayang
banget sama kamu. aku kangen sama kamu, aku tuh udah nunggu kamu 2 tahun.
Please Yo pulang ke Indonesia, aku pengen liat kamu yang udah sukses Yo. Aku
kangen banget sama kamu.”
“iya fy! Aku tau, aku juga sayang
sama kamu, aku juga kangen. Aku janji setia
fy sama kamu.”
“I still loving you, Mario.”
“fy, udah dulu ya aku sibuk nih. Bye.
Still loving you too.”
Telefonnya dimatikan? Secepat itu? hanya 3
menit?
****
Dimana arti sebuah kesetiaan
Bila, hanya dalam kata kata
***
Kalian ingat kan? Dia pernah
menyebutkan “Aku janji setia fy sama
kamu”. tapi mana bukti pastinya? Kemarin tak tersengaja, aku melihat dia di
VOA internasional. Aku melihat seorang Mario
berdiri tegak di depan ribuan warga Australia. Aku jadi merasa bangga
menjadi seorang kekasih nya. Walaupun
aku tidak dikenal oleh para fans-nya.
Aku jamin, pasti yang dikira oleh para fans-nya,
Rio adalah kekasih Shilla. Ya,
seorang warga negara Indonesia yang tinggal disana. Shilla adalah seorang model
terkenal disana.
Yang membuat aku kecewa, Rio
menggandeng Shilla didepan umum. Kemana mana mereka selalu ebrdua, bagaimana
mungkin, orang orang tidak mengira kalau Shilla adalah kekasih Rio? Aku pun
mengira seperti itu.
Melihat ini semua pada kenyataan, aku
hanya bisa menangis, menangis, menangis. Lagipula,
setelah aku mendengar kabar itu aku harus bagaimana lagi? Aku harus teriak
teriak di bundaran HI? Berteriak “MARIO
ITU KEKASIHKU” agar aku disorot statsiun televisi dan Rio melihatnya? sungguh
gila!
“Rio! Kamu inget ngga sih sama aku!”
ujarku kesal sambil memukul boneka Stitch ukuran besar yang diberikannya padaku
sebelum ia meninggalkan Indonesia untuk kuliah di sana. Entah bagaimana
ceritanya, ia bisa menjadi penyanyi. Bukannya seorang Lawyer, sebuah cita cita yang memang didambakannya.
Aku berusaha menelfon Rio berkali
kali. Tapi hasilnya? Direject.
Aku jadi kesal dengan kata-kata Rio
waktu itu “Aku janji setia fy sama
kamu.” mengapa ia harus menyebutkan kata kata tersebut? kalau ia memang harus
selingkuh dengan seorang Model Terkenal yang bernama Shilla itu? sebuah
permainan yang aneh. Rasanya aku ingin megambil pisau dari dapurku, lalu
menusukkannya ke jantungku. Dan keesokan harinya, wajahku muncul di koran dan
Televisi “Seorang Wanita Bunuh Diri
Karena Diduakan Kekasihnya.” Hey, Sungguh tidak lucu! Aku tak akan pernah
berbuat sebodoh itu. perjuangan hidupku masih panjang.
Aku lalu mencoba mencari kata “Ashilla Zahrantiara” di Google. Karena
memang tadi, wajah Shilla tidak terlalu jelas.
Aku melihat satu persatu artikel
tentang Shilla. Ampun! Kenapa semua artikel ini menceritakan tentang Shilla dan
Rio? Ya Allah!
Rasanya aku ingin protes kepada pihak
Google. Yang aku cari bukan gosip busuk Shilla
dan Rio, tetapi aku hanya ingin mencari biodata Shilla!
Akhirnya setelah ku obrak abrik
artikel artikel ini, aku menemukan biodata nya juga! Huft!
Disana yang dahulu terpampang,
foto-foto Shilla. Menyakitkan! Diantara foto foto ini terdapat foto Shilla dan
Rio, dimana Rio merangkul Shilla. Aku melihat foto itu, rasanya sakit! Sakit
banget! Mana pembuktian kata setia itu?
apa ini semua bukti nya?
Oke! Aku udah ngga mampu lagi buat
mendam ini semua. Aku pun memutuskan untuk mengirimkan sebuah pesan blackberry messenger ke Rio.
Mario Stevano
●Available
Alyssa Saufika
Rio! Aku harap kamu baca pesan ini!
Tolong kasih konfirmasi soal gosip kamu sama Shilla!
--
5 menit berlalu, tak ada balasan juga
darinya. Memang, chat ku itu belum di read.
Tapi siapa tau? Dia meng-endchat-kan
chat ku itu? aku harap tidak seperti itu.
Tak lama kemudian, lampu led
handphone-ku berkedip. Saat aku lihat, bbm dari Rio! Aku tak sabar melihat
balasannya.
Mario Stevano
●Available – Please buat seseorang disana! Percaya!
Alyssa Saufika
Rio! Aku harap kamu baca pesan ini!
Tolong kasih konfirmasi soal gosip kamu sama Shilla!
Mario Stevano
Fy, kamu percaya sama gosip itu? fy
tolong percaya sama aku! Kamu sayang kan sama aku? Kamu pasti bisa juga kan
percaya sama cinta aku ke kamu? please fy percaya! Aku setia sama kamu!
--
Aku terharu melihat balasan dari Rio.
Bukannya terharu karena apa. Aku terharu karena lagi-lagi dia menyebutkan kata setia itu. memangnya apa sih arti setia
menurut dia? Setia itu selingkuh? Setia itu merangkul cewe lain? Setia itu
selalu berdua sama cewe lain? Itu yang namanya setia?
Mungkin jawabannnya......
IYA!
***
ku coba untuk bertahan
namun aku tak sanggup
sungguh tak mampu sayangku
***
“Aku sudah lelah dengan kata setia nya. Setiap kali aku menanyakan gosip
antara dia dan Shilla, dia selalu menyebutkan ‘aku setia fy sama kamu..aku
janji.’ Aku lelah. Jujur kalau boleh
memilih, lebih baik aku tak pernah dipertemukan tuhan dengan yg namanya Rio
itu. sudah berkali kali aku melihatnya di televisi. Dan berkali kali pula aku
melihatnya dengan Shilla. Aku ingin sekali menunjuk wajah Rio sambil berucap “ini yang namanya setia?”. Aku sudah tak
tahan lagi dengan semua ini. Tapi bagaimana lagi? Aku sayang dengannya, aku
butuh dengannya, aku tak rela kehilangan dia. Oh tuhan! Pertemukan aku dengan
orang yang pantas denganku!”
Aku menyudahi tulisanku yang kutulis
di secarik kertas polos. Aku melipat kertas itu dengan rapi. Ku tulis di depannya.
From: Alyssa Saufika Umari
To: People Who Find This Paper
Aku menaruh pulpen tinta hitamku di
atas meja belajarku itu. aku berdiri sambil memegang secarik kertas itu. aku
melangkahkan kakiku ke taman komplek. Tempat Rio menyatakan cintanya padaku.
--
Aku terduduk di bangku kenangan itu. aku menatap burung burung
yang berterbangan dengan bebasnya di atas sana.
“kalo aku jadi burung itu, aku pasti
bakal nyusul kamu Yo. Ke Australia.” Lirihku pelan sambil menatap burung burung
itu.
Aku megikatkan kertas itu ke balon
berwarna merah yang tadi ku beli, lalu menerbangkannya. aku tak tau kertas itu
akan kemana, yang pasti, aku ingin kertas itu sampai ke Rio. Tapi tak akan mungkin, Australia itu jauh. Terlalu mengkhayal jika
aku berharap kertas itu sampai ke Rio.
Aku kembali ke rumahku. Berusaha
melupakan semua kenanganku dan Rio. Jujur, aku lelah dengan kata setia nya
itu. semoga dengan kepergian balon dan kertas itu, bisa membuat perasaanku
terhadap Rio juga pergi.
***
Terserah kali ini
Sungguh aku takkan peduli
Biarkan
Ku sendiri
Tanpa bayang bayangmu lagi..
***
Kali ini, aku mendengar kabar gembira
yang mungkin sedikit mengecewakan. Rio
pulang ke Indonesia. Kalian pasti sudah mengira, kalau aku senang mendengar
kabar itu. hm, tidak semudah itu, kalian tau kenapa? Dia membawa Shilla.
Alasannya biasa, Shilla ingin pulang juga ke Indonesia. Tapi kenapa harus
bersama Rio, sih?
“Ify, kamu ngga jemput Rio di
bandara?” aku sedikit berdetak mendengar ucapan mama.
“males ah ma.”
Mama mendekatiku “fy, kamu ngga inget
perjuangan kamu nunggu Rio sampe 2tahun ini?”
Aku menunduk “tapi Rio...” aku memang
sudah menceritakan tentang Rio dan Shilla ke mama. Dan mama menanggapi masalah
itu dengan tenang.
“Ify, harusnya kamu tunjukin ke Rio.
Kalo kamu emang bener bener sayang sama dia. Kamu rela usaha nunggu nunggu
dia.”
“tapi Ify lelah ma, lelah sama kata
kata setia nya itu.”
“fy, jangan egois sama perasaan kamu
sendiri. oke kalo kamu emang udah lelah ngejalanin ini semua sama Rio. Tapi
setidaknya, kamu tunjukin fy ke dia gimana kamu selama 2 tahun ini.”
Aku tersenyum ke mama. Mama emang malaikat.
--
Aku mencari sosok itu. sosok yang
selama ini aku cari cari. Sosok yang selama ini aku rindukan. Sosok yang selama
ini aku tunggu tunggu.
Aku berdiri di depan pintu kedatangan
Internasional. Ramai, memang. Aku empit-empitan dengan para fans Rio itu. tak
lama kemudian, aku melihat dia, dia! Dengan baju t-shirt santai nya yang
berwarna hijau itu. hei aku ingat! Itu pemberian dariku.
Tapi ada pemandangan yang sangat ku
benci, Shilla yang selama ini digosipkan menjadi kekasih Rio, berada tepat di
sebelah Rio. Aku yang melihat itu Cuma bisa menahan. Tahan. Dan tahan.
Saat Rio keluar dari pintu gateway
itu. banyak fans nya yang berteriak histeris “RIOOO..RIOOO..”
Rio hanya melemparkan sebuah senyum
kepada para fans-fansnya tersebut. jujur aku sering menyebut semua ini tidak
adil. Bagaimana bisa? Fans yang telah lelah menunggu nunggu nya berjam-jam,
berteriak histeris, hanya dibalas oleh sebuah senyuman? Sungguh! Kenyataan antara artis dan para fans-nya di
dunia ini begitu menyiksa.
Aku lalu keluar dari empitan
fans-fans nya. aku langsung bersandar di dekat mobil jemputan Rio. Aku
mencari-cari Rio “kemana Rio tadi, ya!”
Tiba-tiba ada seorang yang bisa
dibilang bodyguard mendekatiku. Aku
menatapnya penuh keheranan “Mbak, tolong jangan berdiri disini.”
Aku langsung mengernyitkan dahiku,
“Pak! Kenapa sih ngelarang saya? Saya kekasih Rio! Mario!” tegasku, entah, apa
orang ini percaya atau tidak kalau aku ini kekasih Rio.
Petugas itu terdiam. Lalu tersentak
tertawa “hahaha..orang ini gila, apa kamu tidak lihat, itu Rio sedang bersama
Nona Shilla.” Ucap orang tadi sambil menunjuk ke suatu arah, aku pun langsung
mengarahkan pandanganku ke arah yang di tunjuk oleh petugas yang bagiku gila ini.
Aku berdecak kesal. Ampun!
Pemandangan apa ini? Ya memang sih pemandangan ini sudah tidak asing lagi
bagiku. “Rio!” ucapku geram sambil melihat ke arah Rio yang sedang....kalian tau sendiri lah.
Aku tak tau kenapa bisa, Rio berjalan
ke arahku. Hm, mungkin bukan ke arahku, lebih tepatnya ke mobilnya. “Ify!” ucap
Rio dengan nada kaget yang bagiku tidak
dibuat buat.
Aku menatap sinis ke arahnya “Puas?”
Rio melepaskan gandengannya pada Shilla,
ia memegang kedua pipiku “Fy..maafin aku.”
Aku langsung melepaskan sentuhannya.
“Masih bisa minta maaf? Urusin aja Shilla lo itu!” ujarku dan langsung pergi
meninggalkan Rio bersama rombongannya, menaiki accord hitamku dan langsung tancap gas. Hanya menyisakan asap
knalpot.
--
aku menekan perlahan tuts grand piano
ku. Lagu ini ku persembahkan hanya untukmu, Mario.
Jangan kau ganggu hidupku lagi
Sudah, jelas kini yang kau mau
Kau sakiti hati ini
Tuk kesekian kali
Memang ku cinta
Namun tak begini
Dimana arti sebuah kesetiaan
Bila hanya dalam kata kata
Kucoba untuk bertahan namun aku tak sanggup
Sungguh tak mampu sayangku.
--
Rio P.O.V
ah! Fikiranku kacau! Kenapa sih harus
terucap kata putus dari mulutnya itu?
jujur aku menyayanginya. Aku tau semua ini salahku, aku bodoh! Bodoh! Aku bodoh
menyia nyiakanmu yang sudah rela rela menungguku hingga2 tahun. Tak
terbayangkan perjuangannya.
Tuhan! Tolong aku! Aku ingin semua
kembali layaknya seperti dulu. Aku ingin memiliki gadis itu lagi, gadis yang
telah aku sakiti. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Kesalahanku padanya yang
tak akan terbayar oleh apapun. Tuhan! Tolong aku!
“aku harus menemuinya, sekarang!” aku
pun langsung meraih kunci mobilku yang ada di atas meja belajar. Aku berniat
akan menemuinya. Walaupun itu takkan membuahkan hasil.
--
Ify P.O.V
Terserah kali ini
Sungguh aku takkan peduli
Ku tak sanggup lagi
Jalani cinta denganmu..
Biarkan ku sendiri
Tanpa bayang-bayangmu lagi.
--
Rio P.O.V
Aku menyaksikan semua itu. aku tau
lagu itu untukku. Aku pun ingin segera menebus semua kesalahanku.
Tok tok tok.
Aku berulang kali mengetuk pintu
rumahnya. Tapi hasilnya, Nihil. Bersamaan pula musik indah yang tadi ku dengar
berhenti. Aku terduduk di kursi teras rumahnya. Hujan rintik rintik mulai
membasahi dunia ini, tapi lama lama hujan ini deras *gaje*. aku langsung
berdiri dari tempat dudukku tadi. Aku langsung melihat ke jendela kamar Ify.
Aku melihat ada sesosok bayangan disana, seorang wanita yang sedang duduk di
sofanya. Aku berteriak “Ify! Please maafin aku!”
--
Ify P.O.V
Percuma, semua percuma.
Aku melihat Rio, tentu dari jendela
ku yang tertutup oleh gorden putihku. Aku melihat samar samar dirinya.
Airmataku menetes, tapi kupikir percuma ia
berkorban seperti itu. kenapa baru sekarang? Kenapa setelah aku mengucapkan
kata putus? Kenapa tidak dari dulu?
Kenapa? Apa ia baru sadar sekarang pengorbananku
selama ini?
Aku meraih handphone ku yang
tergeletak di sebelahku. Aku mengirimkan sebuah sms untuknya.
To: Rio <3
Yo! Jangan gila! Aku ngga pernah paksa kamu buat ngelakuin segila ini!
Aku kembali menaruh handphoneku ke sebelahku. Aku terus
menatap handphone ku itu. berharap ada 1 pesan baru.
Aku curiga. Jangan jangan Rio pingsan?
Aku pun langsung menoleh kembali ke arah jendelaku, dan ternyata dugaanku
itu...benar.
--
Rio P.O.V
Aku perlahan membuka mataku. Aku
melihat samar samar, ruangan ini penuh warna putih. Aku melihat ada seorang
gadis di sebelahku.
Gadis itu hanya tersenyum. Ia tak
mengucapkan sepatah katapun.
“Fy, aku dimana.”
“kamu bisa tau sendiri kan.”
Aku mendengus kesal. “Fy..please
maafin aku.”
Wanita itu menunduk. Lalu
melangkahkan kaki nya pergi..meninggalkanku.
“Fy! Jangan tinggalin aku.”
Wanita itu menoleh ke arahku “ku tak
sanggup lagi, mulai kini semua terserah.” Wanita itu melantunkan sebuah
potongan lagu. Aku terdiam mendengar suara indahnya itu.
“jaga Shilla, aku pergi dari hidup
kamu. aku ngga akan ganggu kamu lagi, sekarang kamu bebas, kamu mau gandengan
sama Shilla, mau rangkulan, mau pacaran, sekarang kamu bebas. Aku ngga akan
ganggu hidup kamu lagi, dan kamu jangan pernah ganggu hidup aku lagi. Mulai
sekarang kita urusin hidup masing-masing.” Ify memberhentikan ucapannya
sejenak, aku tertegun mendengar kata-katanya. Aku ingin memeluknya, sebelum ia
pergi meninggalkanku.
“Fy..aku sa..”
“jaga Shilla, jangan kamu buat Shilla
kayak kamu ngebuat aku.” Gadis itu benar benar pergi. Pergi meninggalkanku. Aku
yakin kata meninggalkan itu muncul
karena ulahku, maafkan aku Alyssa Saufika
Umari. Aku menyayangimu
***
Ku tak sanggup lagi
Mulai kini semua terserah
***
Hore! Selesai juga *gakngehtuhya* hmm
jelek? Iya. gaje? SERATUS! Maaf deh ini dibuat karena inspirasi lewat-_- tau kan
apa arti lewat? Iya ngga ikhlas! :p eh ngga kok! Aku tayang kalian {} (ini
apaan sih?) hmm ngawur deh! Makasih udah
mau bacaa ;) like sama comment nya ditunggu juga :) *penyemangat eyaa*
-Polesan
Selai Kacang Nurhasanah Yulianti-
Senin, 05 September 2011
Penggila Rify (?)
haihai, balik lagi dengan saya yang penggila Rify ._.v
hmm hmm, jelek yah? eh engga ding! bagus kok :) itu jujur bukan editan saya, tapi yang tulisannya itu! itu karya saya -_- hehehe. Sebenernya ini mau aku jadiin foto di cerpen akulah dia. tapi ya berhubung dan berkabung fotonya baru saja ditemukan. Jadi yah di uploadnya di akulah dia bagian 2 ajalah ya :P hehe ._. sok berasa penting gitu deh aku -_-. Eh tapi mereka keliatan cocok dongyah? iyadong! mana si Ify nya masih keliatan kecil banget, imuut deh :3 wkwk. Rio nya juga keren kok :)
nah ini mama aku, mama Ify, mirip dongyah sama aku? wih mirip banget, namanya juga anak sama mama, ya ga jauh beda lah *tingting :
hehe cantik banget yah? iyadongs :p mama aku :) mama aku gahols loh pake kacamata yang kaya gitu :p hehe ._.v. nah kalo ini papa aku, papa Rio :p suka rambutnya ituloh! haha.
nah ini Rio pas masih kecil. Imut yah? Lucu begetek deh :3 sama kayak akuu heheh *tos kiki*
hmm sekian dulu yah dari saya. Saya harap yang Rifyhaters ga iri sama Rifymaniacs :p
-polesan selai kacang Nurhasanah Yulianti-
mama ipi sama papa io :p |
nah ini mama aku, mama Ify, mirip dongyah sama aku? wih mirip banget, namanya juga anak sama mama, ya ga jauh beda lah *tingting :
hehe cantik banget yah? iyadongs :p mama aku :) mama aku gahols loh pake kacamata yang kaya gitu :p hehe ._.v. nah kalo ini papa aku, papa Rio :p suka rambutnya ituloh! haha.
nah ini Rio pas masih kecil. Imut yah? Lucu begetek deh :3 sama kayak akuu heheh *tos kiki*
aku juga punya foto Ify yang palingggg canttiiiikkkkkk bagi aku :)
hmm sekian dulu yah dari saya. Saya harap yang Rifyhaters ga iri sama Rifymaniacs :p
-polesan selai kacang Nurhasanah Yulianti-
Minggu, 04 September 2011
ANTARA AKU, DIA, DAN MANTANKU *cerpen
Haihaaaii :) bawa cerpen :) post dua
ya hari ni :D inspirasi cerpen ini didapet dari pas mulai tanggal 25 -_- gatau
deh inspirasi lewat yaa aku ambil aja :D baca ya. Maaf kalo gaje-_-
***
ANTARA AKU DIA DAN MANTANKU
Jujur, sampai saat ini aku masih belum
bisa melupakan dia, seringkali aku mencoba berpaling ke orang lain, tapi tak
pernah berhasil, yang ada, aku malah terus menangis, kalian tau mengapa aku
menangis? Karena apa yang telah ku perbuat? Pacaran dengan orang yang sama
sekali tidak aku sayang! Menyakitkan memang! Tapi bagaimana lagi? Aku masih
belum bisa melupakan sosoknya, ya, dia! Seorang mantan terindah di hidupku, aku
tidak tau bagaimana persis kejadian, sehingga aku bisa suka terlalu dalam,
padahal sosok ia tidak begitu sempurna. Dia bahkan tidak terlalu tampan, tidak
pintar menyanyi, tidak pandai bermain gitar seperti layaknya Esa Septian
Pramudha Sigit, ia tidak begitu pintar dalam pelajaran seperti layaknya para
Proffesor, dia tidak dikenal banyak orang seperti Afgan Syahreza, dia juga
tidak pintar menyihir seperti Harry Potter. Tapi herannya kenapa aku begitu
tergila gila pada sosok mantanku itu? padahal banyak yang lebih sempurna dari
dia. Tetapi hati tidak bisa dibohongi, bahwa aku masih sayang padanya.
***
Semakin ku-ingkari
Semakin ku mengerti
Hidup ini tak lengkap tanpamu
Aku mengaku bisa..
Tapi hati tak bisa..
***
“Heh Fy ngapain lo disitu?” panggil
salah satu sahabatku.
“hah? Gapapa lagi pengen nangkring
aja di jendela kelas.”
“haha alaah paling ngelamunin kak Rio
lo :p”
“kak Rio? Ah engga! Lo mah
sembarangan aja Vie.”
“udah deh, pikiran lo tuh udah bisa
gue baca kalo lo lagi mikirin kak Rio, haha.”
Aku terdiam. Sahabatku yang bernama
Sivia itu pun duduk di sampingku.
“Lo masih tahan aja Fy sama kak Rio
itu. padahal lo pikir dong Fy, udah berapa kali dia mainin lo! Ya tapi lo tetep
aja suka sama dia. Beeeh kalo gue jadi lo ya Fy, ga lama deh itu si kak Rio sok
ganteng itu.” ucap Via –sapaan akrab Sivia- dengan nyolotnya.
“gue emang sering dimainin sama dia,
tapi tetep aja Vie, rasa sayang itu tetep ada dan kayanya gapernah bisa hilang
dalam jangka waktu 3 tahun.”
“masih kayanya kan? Belum iya?”
“tapi gue rasa dia itu emang udah
klop bangettt sama gue Vie!”
“klop? Fy, lo pikir dong, dia itu
sering banget nyakitin lo, apalagi kalo di depan lo, kemesraan dia sama cewe
baru dia itu, si kak Shilla, ditunjukin banget! Ih gue liatnya aja pengen gue
tampar tuh muka si kak Rio!” ucap Via dengan kesalnya.
“udahlah Vi! Gue emang ngerasa sakit
banget! Tapi dengan ngeliat senyuman dia gue rasa gue udah dapet kebahagiaan
yang belum pernah gue dapet!”
“walaupun senyum itu bukan milik lo?
Dan bukan buat lo lagi?” aku berdetak, sungguh, ucapan Via sangat menyentuh.
Aku menjatuhkan airmataku “tuh kan lo
nangis lagi fy, fikir dong fy, udha berapa banyak airmata yang lo keluarin buat
nangisin kak Rio itu!”
“tapi gue gapernah bisa Via ngelupain
dia!”
“hm!” Via berdehem. Ia berdiri dari
tempat duduknya dan memperhatikan keluar kelas.
“Vi, lo ngerti kan gimana rasanya
jadi gue?” Sivia menunduk. Tadi Gabriel lewat, dan Gabriel hanya lewat saja.
Sivia menatapku sejenak, airmatanya
sudah terlihat di sela sela kelopak matanya. Lalu Sivia langsung berlari ke
kamar mandi yang memang tak begitu
jauh dari kelasku,
Aku pun segera menyusul Sivia.
***
SHITT!!! Kenapa bisa kebetulan begini
sih? Kenapa tiba-tiba ada kak Rio di WC itu? ia terlihat sedang bersama kak
Shilla, pacar barunya itu. aku tidak
tau harus gimana lgi, aku bingung. Apa yg harus aku lakuin? Aku lalu
memenjamkan mataku. Mencoba untuk tidak menangis saat melihat kak Rio dengan
orang lain, bukan denganku.
Aku tau, kak Rio sedang ingin
menjahiliku. Ia menghadangku dengan kaki nya saat aku ingin memasuki WC
perempuan. Sayangnya, saat itu aku tak sadar kalau kakinya ada di lantai
tempatku berjalan. Dan akhirnya.
BRUK! Aku terjatuh, kakiku berdarah.
Aku menangis kesakitan, sementara kak Rio sudah pergi jauh, bukannya
membantuku, ia malah meninggalkanku dan menggandeng pacar barunya di depanku.
Aku merasakan rasa itu! cemburu!
Bukan hanya sekedar cemburu, tapi juga sakit!
Aku merasa seperti mainannya saja. Aku diperlakukan seenaknya.
***
Sesungguhnya ku berpura pura
Relakankan kau pilih cinta yang kau mau
***
Aku sedang online twitter di kamarku.
Aku langsung mengecek Mention-ku.
@azizahsivia: huhuuuu sial banget hari ini, iya ngga @Ifyalyssa ?
Aku terkekeh pelan, lalu langsung
menjawab tweets itu.
@ifyalyssa: haha iya nih kacau banget RT @azizahsivia: huhuuuu sial banget hari ini,
iya ngga @Ifyalyssa ?
Lalu aku kembali men-scroll down
mouse-ku yang berbentuk minnie mouse yang disambungkan ke laptopku.
@riostevadit: @ifyalyssa Ify.....
Jujur aku sedikit tertegun saat
melihat tweets ini. Kak Rio? Menyapaku? Terlihat disana 3 minutes ago. Aku tersenyum, lalu langsung membalas tweets itu.
@ifyalyssa: @riostevadit kenapa kak Rio?
Hmm, jujur, aku senang melihat
mention itu. memang, sudah sekian lama semenjak kami putus, kak Rio sudah lama tidak me-mentionku.
Tidak lama kemudian, ada balasan dari
kak Rio.
@riostevadit: @ifyalyssa gapapa :P
Aku mendengus pelan, aku sedikit geli
melihat emo nya.
@ifyalyssa: @riostevadit ohh genit aje nih manggil manggil :p
Aku lalu kembali memantengin Timeline
ku yang berjalan cukup deras.
Tiba-tiba aku merasa haus, aku pun berinisiatif untuk membuat Jus Pear
kesukaanku. Aku memang tidak menyuruh pembantu, karena, aku ingin mandiri.
***
“hm..enak nih kayanya..” aku sedikit
menyeruput jus pear buatanku sendiri. aku lalu membuka pintu kamarku. Dan..
“kak Alvin!” ya! Aku melihat kak
Alvin –kakakku- sedang memainkan laptop-ku. Astaga! Aku baru ingat! Twitterku
belum di sign-out. Pasti kak Alvin
bakalan marah marah, karena aku udah mention-an sama kak Rio.
Kak Alvin menatapku sinis “sejak
kapan lo berhubungan lagi sama cowo bejat
itu?” tanya kak Alvin dengan nada...serius.
“tadi dia nyapa aku doang kok kak,
terus aku bales.” Aku berusaha membela diriku.
“lo ga inget gimana lo diperbuat oleh
dia?” catat! Ya CATAT! Pertanyaan kak Alvin ini sumpah ngebuat aku gabisa
berkata apa apa. Aku tertunduk, menatap ubin ubin kamarku yang udah jadi korban
tetesan airmataku.
“tapi..aku sama kak Rio Cuma temen
kak..” ucapku sepelan mungkin.
Kak Alvin mendekatiku “jangan deketi cowo bejat itu lagi. Dia itu BEJAT!”
Lalu kak Alvin langsung keluar
kamarku. Aku terduduk di sofa hitamku, menatap keluar cendela. Aku ingat
cendela itu, dimana ia selalu mengirimkan surat surat yang berisi kalimat
gombalnya. Hm! Lagi-lagi! Aku menangis.
Terlintas sejenak difikiranku, seberapa
pantas dia ngebuat aku nangis?
***
Sesungguhnya ku tak pernah rela
Karena ku yang bisa..
Membuat hatimu..
Utuh..
***
Aku masih shock dengan kejadian
semalam. aku terduduk dia kursi taman sekolahku. ‘kak Rio, please pergi dari
hati gue..’ kataku dalam hati. Entahlah, mungkin aku sudah gila!
Tiba-tiba ada yang duduk disampingku
“nunggu kak Rio lagi?” ucap Sivia pelan padaku. Aku tersentak, “iya..”
“bego! Itu dia lagi mesra mesra!” kata
Sivia kesal sambil menunjuk ke arah kak Rio dan kak Shilla duduk. Aku menatap
mereka berdua yang kalau orang melihatnya, pasti orang langsung berpendapat mereka cocok seperti romeo juliet. Aku
tersenyum ke arah mereka berdua “aku emang ngga pantes buat miliki dia lagi.”
Lirihku. Mendengar ucapanku, Sivia langsung menoleh ke arahku.
“munafik!” tukas Sivia sambil
terkekeh pelan.
“maksudnya?” aku berdecak heran.
Munafik?
“kalo masih sayang, ya usaha dong.”
Aku tertawa, begitu lucu.
“kok ketawa sih?” Sivia langsung
menabok pelan kedua pipiku.
“ah? Engga! Gue fikir kayanya emang
kak Shilla yang terbaik buat kak Rio. Mereka sama sama ganteng dan cantik.” Ucapku
santai sambil menatap mereka berdua yang sedang mengobrol akrab.
“hei! Gaada ya sejarahnya kalo orang
ganteng harus sama yang cantik. Lo percaya kan sama legenda si buruk rupa? Rupa
dia buruk! Tapi dia bisa ngedapetin cewe yang cantik.”
“biarpun gue usaha, tetep aja gabisa.
Kak Alvin udah benci banget sama kak Rio.”
“ya wajarlah! Ah tau deh gue pusing!
Yang pasti ntar tua lo pasti kawin deh! Haha..” mendengar ucapan Sivia, aku
langsung tertawa. Aku terbayang saja, bagaimana jika nanti kak Rio dan kak
Shilla menikah? Aku tunggu undangannya! -_-
***
Aku menunggu bus di halte. Hari ini
aku tidak dijemput. Lagi-lagi, pemandangan itu terlihat lagi, kak Rio dan kak
Shilla bercengkrama sambil bergandengan tangan di seberang sana, mereka berdua
terlihat sangat akrab. Aku tetap menatap mereka berdua, hingga tiba-tiba, kak
Rio juga membalas tatapanku padanya, sambil sedikit tersenyum. Tak ada ekspresi
apapun dari wajahku setelah melihat senyum itu, kalian tau kenapa? Karena
senyum tadi bukan untukku, tapi untuk kak Shilla yang sedang menaiki mobilnya.
Aku tertunduk lesu, di halte ini
hanya ada aku dan satu anak sekolahku yang tidak
ku kenal. Aku menatap anak itu.
“hei.” Aku berusaha menyapa anak itu.
merasa dipanggil, anak itu pun langsung menoleh ke arahku.
“hei juga..” dingin. Ia begitu
dingin.
“nama lo siapa?”
“Acha.”
“kelas?”
“kelas 10.3”
“oh..”
Anak yang bernama Acha itu pun tak membalas ucapanku. Ia
hanya memperhatikan jalan, aku merasa aneh dengan anak itu.
“gue tau kok lo pasti tadi ngeliat
kak Rio sama kak Shilla.” Tiba-tiba, Acha mengucapkan kata-kata itu.
Aku tertegun, “emang kenapa?”
“gue mantan dia kok..” hmm! Nampaknya
kata kata ini begitu menusuk. ‘gue mantan
dia kok’ begitu santainya dia mengucapkan kata kata itu.
“ohh gi..gitu ya..” aku tak tau
kenapa, tiba tiba pikiranku menjadi kacau.
“udah ngga usah cemas! Gue ngga ada
rasa apa apa lagi kok sama dia, sekarang gue udah punya pacar yang setia dan
sayang tulus ke gue. Emang sih awalnya gue sakit hati banget gara gara kak Rio,
dia tuh kayak ngga ada hati lagi. Gue dulu sama kayak lo, tiap pulang pasti
ngeliatin dia dari halte ini. Aku ngga akan pulang sebelum dia pulang. Sampai
sampai pernah waktu itu, aku diganggu oleh preman-preman, karena hanya tinggal
aku sendiri di halte ini, aku yakin waktu itu kak Rio ngeliat aku, tapi dia
Cuma ngeliatin, engga ngebantu aku.
Akhirnya ada cowo SMA kita yang ngeliat aku diganggu sama preman, namanya Ozy
anak 10.5, akhirnya saat ini gue jadi pacarnya Ozy. Karena aku udah yakin kalo kak Rio bukan untuk aku, dan bukan milik aku
lagi.” Aku bergitu memperhatikan ceritanya. Jujur aku sedikit merasa kaget,
ia bisa dengan bebas menceritakan pengalaman prbadinya kepada orang yang baru
dia kenal.
Setelah cerita itu usai,
rintik-rintik hujan turun membasahi jalan, bersamaan pula sebuah X-trail hitam berhenti di depanku dan
Acha.
“mau bareng? Ini hujan loh.” Ucap
Acha mengajakku. Awalnya aku menolak ajakan Acha, tapi karena kulihat hujan
semakin deras, aku pun menyetujui ajakan Acha.
***
Dan aku tak bisa melihat engkau tersiksa
Tersiksa oleh cinta buta yang salah
Dan aku padamu tempatmu dihati
Cintaku membuatmu utuh
***
Aku terus memikirkan cerita Acha
tadi. Dia dulu sama sepertiku, tapi tak berangsur lama, dia sudah bisa
menemukan cinta sejati-nya. Apakah aku akan seperti Acha? Akan ada pengganti
Rio? Tapi, sepertinya aku merasa kalau kak Rio lah penghujung akhir cintaku?
Aku lalu berinisiatif untuk online twitter
lagi. Aku mengambil laptopku, tak lupa aku mencolokkan modem-ku. Lalu aku
langsung membuka site twitter.com dan
memasukkan username dan pasword account twitterku.
Sekejap! Layar home twitterku
terlihat jelas. Satu-satu nya yang pertama aku lihat jika membuka twitter,
yaitu mengecek mention.
Hm!
@riostevadit: @ifyalyssa haha engga kok kakak ngga genit :p adek kalii :P
Aku bukannya senang dengan mention
ini, tapi aku malah bingung. Apa aku harus membalasanya? Atau mengabaikannya
saja? Aku teringat ucapan kak Alvin kemarin “jangan deketi cowo bejat itu lagi. Dia itu BEJAT!” sungguh! Kata
kata itu begitu melekat di otakku.
Akhirnya aku pun membalas mention
itu, fikirku aku harus berhati hati saja, kalau meninggalkan kamar, twitterku
di sign-out terlebih dahulu.
@ifyalyssa: @riostevadit ihh kakak yang genit :p wlee..
Aku tersenyum kecil. Walaupun dibalik
senyuman itu aku merasa ada yang mengganjal fikiranku, kenapa kak Rio akrab
sekali denganku kalau di twitter? Tapi kalau dikehidupan nyata? Aku
dipermainkan sesuka hatinya.
***
2 minggu kemudian
Aku masih teringat tragedi di sekolah
2 hari yang lalu. Ya, tragedi yang menggemparkan hampir seluruh siswa. Kak Rio dan kak Shilla putus. Tadi aku sangat mengingat dimana kak Rio yang mutusin kak Shilla. Semua dilakukan kak
Rio karena kak Shilla dicurigai selingkuh
dengan kak Gabriel. Aku melihat dengan jelas, tadi kak Rio menampar kak Shilla. Aku sedikit tidak tega dengan kak Shilla, ia
menangis, bahkan saat kak Rio pergi meninggalkannya, ia pingsan. Aku hanya bisa
melihat dari kejauhan. Memangnya aku siapa? Aku hanya siswi biasa yang tidak terlalu dikenal di
sekolah itu, tidak seperti kak Shilla yang memang hampir seluruh siswa
mengenalinya, dia Cantik, pintar, dan
terkenal di kalangan guru.
“kak Rio sama kak Shilla putus! Aku
ngga pernah bayangin.” Gumamku pelan, sangat pelan. Aku menatap langit langit
ruang tamu di rumahku. Terbayang bayangan kak Shilla dan kak Rio yang dahulu
bermesra-mesraan dihadapanku, tapi sekarang? Semua itu kandas.
Kekasihku tak mencintai
Diriku sepenuh hati
Dia selalu pergi meninggalkan
Ku sendiri..
Aku mencoba mencari sumber suara itu.
aku lalu mengintip dari jendela di dekat pintu utama rumahku
Mengapa ku mempertahankan
Cinta pedih menyakitkan
Aku masih saja membutuhkan dia
Membutuhkan dia
Astaga! Dia..kak Rio!
Aku harusnya memilih kamu
Yang lebih mampu
Menyayangiku..
Berada disampingku...
Aku langsung membukakan pintu utama
rumahku, aku melihat kak Rio berdiri dengan gitar akustik coklat muda-nya. Rasa
ingin memeluknya.
O..Aku harusnya memilih kamu..
Tinggalkan dia lupakan dia..
Ku datang kepadamu..
Mataku berbinar-binar. Itu lagu
Terry-harusnya kau pilih aku yang diubah liriknya oleh kak Rio. Kak Rio
menjatuhkan gitar akustik nya. Ia menatapku dalam. Arimata terharuku mulai
mengalir.
“fy..maafin aku.” Kata kak Rio seraya
menarikku ke pelukannya. Pelukannya..erat.
Aku terdiam, airmata ku masih tetap
mengalir, entah ini airmata apa.
Lalu kak Rio melepas pelukannya
dariku.
“Ify..maafin aku ya selama ini suka
seenaknya sama kamu..”
Aku tersenyum “udah dari dulu, aku
selalu maafin kamu.”
“aku baru sadar fy ternyata selama
ini aku selama ini Cuma dijadiin pelarian oleh Shilla.”
Aku menatap kak Rio. Aku berharap
waktu jangan berjalan, tetaplah seindah ini. “Sabar kak.”
“fy..aku sadar, sebenernya selama ini
ternyata Cuma kamu yang aku sayang, Cuma kamu yang aku cinta, Cuma kamu!” aku
kaget mendengar pernyataan kak Rio. Apa dia menembakku kembali?
Aku masih terdiam, jujur aku tersipu,
tapi aku belum berani menjawab apa apa. Aku bingung.
“fy..kamu mau kan jadi pendamping aku
lagi untuk kedua kalinya? Kamu mau menjadi bintang lagi di kehidupan aku? Kamu
mau menjadi cahaya lagi di kehidupan aku? Kamu mau menjadi anugerah lagi di
hidup aku? Kamu mau?” aku melihat raut muka nya. Ukiran tuhan yang sangat
indah, aku memerhatikan tiap lekuk wajahnya.
Aku ingin sekali menjawab iya, tapi aku takut, aku takut kak Alvin
marah marah lagi sama aku. Aku takut!
“Fy, asal bisa bikin kamu bahagia,
kakak setuju.” Hah? Tiba-tiba kak Alvin datang menghampiriku dan kak Rio. Kak Alvin berada di tengah tengah
aku dan kak Rio.
Aku menatap kak Alvin dan kak Rio
bergantian, hingga akhirnya, aku mengulurkan tanganku ke kak Rio. Kak Rio yang
bingung langsung membalas uluran tanganku.
“kita akan jadi sebuah tali tambang
yang diiket. Dan tali tambang akan melengkapi satu sama lain jika diikatkan,”
ucapku sambil tersenyum tipis. Kak Rio masih memperhatikanku.
“tandanya?”
“kita akan bersama..tandanya iya..”
kak Rio langsung memelukku lagi, aku merasakan hangatnya pelukannya. Aku
menangis bahagia, aku tak menyangka,
semua yang dahulu begitu pahit bisa
berubah menjadi sangat manis.
***
Aku menatap bintang nan terang
disana. Aku perlu berterima kasih padanya, karena ia telah menerangi malam yang
gelap ini.
“Fy..terima kasih udah jadi bintang
di hidup aku..”
Aku menatap bintang, selamat tinggal kenangan buruk.
-----------------
Huaaaaaaaaaaa selesai tangan pegel
-_- makasih udah mau baca ;) tingting all :D like sama comment nya ditunggu ya
*sebagai penyemangat buat nulis lagi* heheh -_-
-polesan
selai kacang Nurhasanah Yulianti-
Langganan:
Postingan (Atom)