"), auto;} Polesan Selai Kacang
Selai Kacang tak akan pernah terasa nikmat sebelum kita menikmati Selai Kacang tersebut!

Kamis, 08 September 2011

Ku Tak Sanggup Lagi *cerpen


Heihaai :D aku datang membawa cerpen. Maaf yaah Stevano dan Alyssa nya belum di-post, soalnya lagi buntu ide buat lanjut :p yaudah ini sebagai gantinya deh :p maaf kalo cerpen ini bener bener Gaje -_- maklum penulis nya juga lagi gaje-_-

Ku Tak Sanggup Lagi *cerpen

   ***

Jangan kau ganggu hidupku lagi

Sudah, jelas kini yang kau mau

Kau sakiti hati ini

Tuk kesekian kali

Memang ku cinta

Namun tak begini

  ***

Aku menatap lekat lekat foto-nya itu. sang pangeranku. Aku memejamkan mataku, memeluk lembut fotonya. Berharap ia ada disampingku. Menerangi hari-hariku seperti dulu. Seperti saat pertama aku dan dia pacaran.

“aku kangen sama kamu, sayang.” Lirihku. Airmata ku sudah menetes di –foto- wajahnya. Aku kangen dia. Dia yang selalu menerangi hari-hariku. Kini dimana dia? Memang, Long Distance Relationship itu berat. Tak semudah menyebut kata-katanya. Aku meletakkan foto itu di meja kecil yang berada di sebelah kasurku. Lalu mengambil handphone-ku. Aku men-touch layar handphone ku dan memencet beberapa nomor yang memang sudah ku hafal. Aku mendekatkan handphone ku di telingaku.

Nada panggil nya sudah terdengar. Aku berusaha menunggu dengan sabar. ‘tut tut tut’ aku tak menginginkan adanya suara itu. yang aku inginkan suaranya. Dia Mario Stevano Aditya Haling. Orang yang selama 2 tahun ini aku tunggu-tunggu.

“halo. Siapa ya?” Akhirnya, aku mendengar suara indahnya.

“Rio! Ini aku Ify.”

“hah? Ify? Ganti nomor?”

“iya.”

“kamu apa kabar fy?”

“baik Yo, kamu sendiri gimana?”

“aku baik banget disini fy.”

“Yo..kamu tau ngga aku tuh sayang banget sama kamu. aku kangen sama kamu, aku tuh udah nunggu kamu 2 tahun. Please Yo pulang ke Indonesia, aku pengen liat kamu yang udah sukses Yo. Aku kangen banget sama kamu.”

“iya fy! Aku tau, aku juga sayang sama kamu, aku juga kangen. Aku janji setia fy sama kamu.”

“I still loving you, Mario.”

“fy, udah dulu ya aku sibuk nih. Bye. Still loving you too.”

 Telefonnya dimatikan? Secepat itu? hanya 3 menit?

  ****

Dimana arti sebuah kesetiaan

Bila, hanya dalam kata kata

   ***

Kalian ingat kan? Dia pernah menyebutkan “Aku janji setia fy sama kamu”. tapi mana bukti pastinya? Kemarin tak tersengaja, aku melihat dia di VOA internasional. Aku melihat seorang Mario berdiri tegak di depan ribuan warga Australia. Aku jadi merasa bangga menjadi seorang kekasih nya. Walaupun aku tidak dikenal oleh para fans-nya. Aku jamin, pasti yang dikira oleh para fans-nya, Rio adalah kekasih Shilla. Ya, seorang warga negara Indonesia yang tinggal disana. Shilla adalah seorang model terkenal disana.

Yang membuat aku kecewa, Rio menggandeng Shilla didepan umum. Kemana mana mereka selalu ebrdua, bagaimana mungkin, orang orang tidak mengira kalau Shilla adalah kekasih Rio? Aku pun mengira seperti itu.

Melihat ini semua pada kenyataan, aku hanya bisa menangis, menangis, menangis. Lagipula, setelah aku mendengar kabar itu aku harus bagaimana lagi? Aku harus teriak teriak di bundaran HI? Berteriak “MARIO ITU KEKASIHKU”  agar aku disorot statsiun televisi dan Rio melihatnya? sungguh gila!

“Rio! Kamu inget ngga sih sama aku!” ujarku kesal sambil memukul boneka Stitch ukuran besar yang diberikannya padaku sebelum ia meninggalkan Indonesia untuk kuliah di sana. Entah bagaimana ceritanya, ia bisa menjadi penyanyi. Bukannya seorang Lawyer, sebuah cita cita yang memang didambakannya.

Aku berusaha menelfon Rio berkali kali. Tapi hasilnya? Direject.

Aku jadi kesal dengan kata-kata Rio waktu itu “Aku janji setia fy sama kamu.” mengapa ia harus menyebutkan kata kata tersebut? kalau ia memang harus selingkuh dengan seorang Model Terkenal yang bernama Shilla itu? sebuah permainan yang aneh. Rasanya aku ingin megambil pisau dari dapurku, lalu menusukkannya ke jantungku. Dan keesokan harinya, wajahku muncul di koran dan Televisi “Seorang Wanita Bunuh Diri Karena Diduakan Kekasihnya.” Hey, Sungguh tidak lucu! Aku tak akan pernah berbuat sebodoh itu. perjuangan hidupku masih panjang.

Aku lalu mencoba mencari kata “Ashilla Zahrantiara” di Google. Karena memang tadi, wajah Shilla tidak terlalu jelas.

Aku melihat satu persatu artikel tentang Shilla. Ampun! Kenapa semua artikel ini menceritakan tentang Shilla dan Rio? Ya Allah!

Rasanya aku ingin protes kepada pihak Google. Yang aku cari bukan gosip busuk Shilla dan Rio, tetapi aku hanya ingin mencari biodata Shilla!

Akhirnya setelah ku obrak abrik artikel artikel ini, aku menemukan biodata nya juga! Huft!

Disana yang dahulu terpampang, foto-foto Shilla. Menyakitkan! Diantara foto foto ini terdapat foto Shilla dan Rio, dimana Rio merangkul Shilla. Aku melihat foto itu, rasanya sakit! Sakit banget! Mana pembuktian kata setia itu? apa ini semua bukti nya?

Oke! Aku udah ngga mampu lagi buat mendam ini semua. Aku pun memutuskan untuk mengirimkan sebuah pesan blackberry messenger ke Rio.

Mario Stevano
Available

Alyssa Saufika
Rio! Aku harap kamu baca pesan ini! Tolong kasih konfirmasi soal gosip kamu sama Shilla!


--

5 menit berlalu, tak ada balasan juga darinya. Memang, chat ku itu belum di read. Tapi siapa tau? Dia meng-endchat-kan chat ku itu? aku harap tidak seperti itu.

Tak lama kemudian, lampu led handphone-ku berkedip. Saat aku lihat, bbm dari Rio! Aku tak sabar melihat balasannya.

Mario Stevano
Available – Please buat seseorang disana! Percaya!

Alyssa Saufika
Rio! Aku harap kamu baca pesan ini! Tolong kasih konfirmasi soal gosip kamu sama Shilla!
Mario Stevano
Fy, kamu percaya sama gosip itu? fy tolong percaya sama aku! Kamu sayang kan sama aku? Kamu pasti bisa juga kan percaya sama cinta aku ke kamu? please fy percaya! Aku setia sama kamu!

--

Aku terharu melihat balasan dari Rio. Bukannya terharu karena apa. Aku terharu karena lagi-lagi dia menyebutkan kata setia itu. memangnya apa sih arti setia menurut dia? Setia itu selingkuh? Setia itu merangkul cewe lain? Setia itu selalu berdua sama cewe lain? Itu yang namanya setia?

Mungkin jawabannnya......

IYA!

   ***

ku coba untuk bertahan

namun aku tak sanggup

sungguh tak mampu sayangku

   ***

“Aku sudah lelah dengan kata setia nya. Setiap kali aku menanyakan gosip antara dia dan Shilla, dia selalu menyebutkan ‘aku setia fy sama kamu..aku janji.’ Aku lelah. Jujur kalau boleh memilih, lebih baik aku tak pernah dipertemukan tuhan dengan yg namanya Rio itu. sudah berkali kali aku melihatnya di televisi. Dan berkali kali pula aku melihatnya dengan Shilla. Aku ingin sekali menunjuk wajah Rio sambil berucap “ini yang namanya setia?”. Aku sudah tak tahan lagi dengan semua ini. Tapi bagaimana lagi? Aku sayang dengannya, aku butuh dengannya, aku tak rela kehilangan dia. Oh tuhan! Pertemukan aku dengan orang yang pantas denganku!”

Aku menyudahi tulisanku yang kutulis di secarik kertas polos. Aku melipat kertas itu dengan rapi.  Ku tulis di depannya.

From: Alyssa Saufika Umari
To: People Who Find This Paper

Aku menaruh pulpen tinta hitamku di atas meja belajarku itu. aku berdiri sambil memegang secarik kertas itu. aku melangkahkan kakiku ke taman komplek. Tempat Rio menyatakan cintanya padaku.

--

Aku terduduk di bangku kenangan itu. aku menatap burung burung yang berterbangan dengan bebasnya di atas sana.

“kalo aku jadi burung itu, aku pasti bakal nyusul kamu Yo. Ke Australia.” Lirihku pelan sambil menatap burung burung itu.

Aku megikatkan kertas itu ke balon berwarna merah yang tadi ku beli, lalu menerbangkannya. aku tak tau kertas itu akan kemana, yang pasti, aku ingin kertas itu sampai ke Rio. Tapi tak akan mungkin, Australia itu jauh. Terlalu mengkhayal jika aku berharap kertas itu sampai ke Rio.

Aku kembali ke rumahku. Berusaha melupakan semua kenanganku dan Rio. Jujur, aku lelah dengan kata setia nya itu. semoga dengan kepergian balon dan kertas itu, bisa membuat perasaanku terhadap Rio juga pergi.

  ***

Terserah kali ini

Sungguh aku takkan peduli

Biarkan

Ku sendiri

Tanpa bayang bayangmu lagi..

    ***

Kali ini, aku mendengar kabar gembira yang mungkin sedikit mengecewakan. Rio pulang ke Indonesia. Kalian pasti sudah mengira, kalau aku senang mendengar kabar itu. hm, tidak semudah itu, kalian tau kenapa? Dia membawa Shilla. Alasannya biasa, Shilla ingin pulang juga ke Indonesia. Tapi kenapa harus bersama Rio, sih?

“Ify, kamu ngga jemput Rio di bandara?” aku sedikit berdetak mendengar ucapan mama.

“males ah ma.”

Mama mendekatiku “fy, kamu ngga inget perjuangan kamu nunggu Rio sampe 2tahun ini?”

Aku menunduk “tapi Rio...” aku memang sudah menceritakan tentang Rio dan Shilla ke mama. Dan mama menanggapi masalah itu dengan tenang.

“Ify, harusnya kamu tunjukin ke Rio. Kalo kamu emang bener bener sayang sama dia. Kamu rela usaha nunggu nunggu dia.”

“tapi Ify lelah ma, lelah sama kata kata setia nya itu.”

“fy, jangan egois sama perasaan kamu sendiri. oke kalo kamu emang udah lelah ngejalanin ini semua sama Rio. Tapi setidaknya, kamu tunjukin fy ke dia gimana kamu selama 2 tahun ini.”

Aku tersenyum ke mama. Mama emang malaikat.

--

Aku mencari sosok itu. sosok yang selama ini aku cari cari. Sosok yang selama ini aku rindukan. Sosok yang selama ini aku tunggu tunggu.

Aku berdiri di depan pintu kedatangan Internasional. Ramai, memang. Aku empit-empitan dengan para fans Rio itu. tak lama kemudian, aku melihat dia, dia! Dengan baju t-shirt santai nya yang berwarna hijau itu. hei aku ingat! Itu pemberian dariku.

Tapi ada pemandangan yang sangat ku benci, Shilla yang selama ini digosipkan menjadi kekasih Rio, berada tepat di sebelah Rio. Aku yang melihat itu Cuma bisa menahan. Tahan. Dan tahan.

Saat Rio keluar dari pintu gateway itu. banyak fans nya yang berteriak histeris “RIOOO..RIOOO..”

Rio hanya melemparkan sebuah senyum kepada para fans-fansnya tersebut. jujur aku sering menyebut semua ini tidak adil. Bagaimana bisa? Fans yang telah lelah menunggu nunggu nya berjam-jam, berteriak histeris, hanya dibalas oleh sebuah senyuman? Sungguh! Kenyataan antara artis dan para fans-nya di dunia ini begitu menyiksa.

Aku lalu keluar dari empitan fans-fans nya. aku langsung bersandar di dekat mobil jemputan Rio. Aku mencari-cari Rio “kemana Rio tadi, ya!”

Tiba-tiba ada seorang yang bisa dibilang bodyguard mendekatiku. Aku menatapnya penuh keheranan “Mbak, tolong jangan berdiri disini.”

Aku langsung mengernyitkan dahiku, “Pak! Kenapa sih ngelarang saya? Saya kekasih Rio! Mario!” tegasku, entah, apa orang ini percaya atau tidak kalau aku ini kekasih Rio.

Petugas itu terdiam. Lalu tersentak tertawa “hahaha..orang ini gila, apa kamu tidak lihat, itu Rio sedang bersama Nona Shilla.” Ucap orang tadi sambil menunjuk ke suatu arah, aku pun langsung mengarahkan pandanganku ke arah yang di tunjuk oleh petugas yang bagiku gila ini.

Aku berdecak kesal. Ampun! Pemandangan apa ini? Ya memang sih pemandangan ini sudah tidak asing lagi bagiku. “Rio!” ucapku geram sambil melihat ke arah Rio yang sedang....kalian tau sendiri lah.

Aku tak tau kenapa bisa, Rio berjalan ke arahku. Hm, mungkin bukan ke arahku, lebih tepatnya ke mobilnya. “Ify!” ucap Rio dengan nada kaget yang bagiku tidak dibuat buat.

Aku menatap sinis ke arahnya “Puas?”

Rio melepaskan gandengannya pada Shilla, ia memegang kedua pipiku “Fy..maafin aku.”

Aku langsung melepaskan sentuhannya. “Masih bisa minta maaf? Urusin aja Shilla lo itu!” ujarku dan langsung pergi meninggalkan Rio bersama rombongannya, menaiki accord hitamku dan langsung tancap gas. Hanya menyisakan asap knalpot.


--

aku menekan perlahan tuts grand piano ku. Lagu ini ku persembahkan hanya untukmu, Mario.


Jangan kau ganggu hidupku lagi

Sudah, jelas kini yang kau mau

Kau sakiti hati ini

Tuk kesekian kali

Memang ku cinta

Namun tak begini

Dimana arti sebuah kesetiaan

Bila hanya dalam kata kata

Kucoba untuk bertahan namun aku tak sanggup

Sungguh tak mampu sayangku.

--

Rio P.O.V

ah! Fikiranku kacau! Kenapa sih harus terucap kata putus dari mulutnya itu? jujur aku menyayanginya. Aku tau semua ini salahku, aku bodoh! Bodoh! Aku bodoh menyia nyiakanmu yang sudah rela rela menungguku hingga2 tahun. Tak terbayangkan perjuangannya.

Tuhan! Tolong aku! Aku ingin semua kembali layaknya seperti dulu. Aku ingin memiliki gadis itu lagi, gadis yang telah aku sakiti. Aku ingin menebus semua kesalahanku. Kesalahanku padanya yang tak akan terbayar oleh apapun. Tuhan! Tolong aku!


“aku harus menemuinya, sekarang!” aku pun langsung meraih kunci mobilku yang ada di atas meja belajar. Aku berniat akan menemuinya. Walaupun itu takkan membuahkan hasil.

--

Ify P.O.V

Terserah kali ini

Sungguh aku takkan peduli

Ku tak sanggup lagi

Jalani cinta denganmu..

Biarkan ku sendiri

Tanpa bayang-bayangmu lagi.

--

Rio P.O.V

Aku menyaksikan semua itu. aku tau lagu itu untukku. Aku pun ingin segera menebus semua kesalahanku.

Tok tok tok.

Aku berulang kali mengetuk pintu rumahnya. Tapi hasilnya, Nihil. Bersamaan pula musik indah yang tadi ku dengar berhenti. Aku terduduk di kursi teras rumahnya. Hujan rintik rintik mulai membasahi dunia ini, tapi lama lama hujan ini deras *gaje*. aku langsung berdiri dari tempat dudukku tadi. Aku langsung melihat ke jendela kamar Ify. Aku melihat ada sesosok bayangan disana, seorang wanita yang sedang duduk di sofanya. Aku berteriak “Ify! Please maafin aku!”

--

Ify P.O.V

Percuma, semua percuma.

Aku melihat Rio, tentu dari jendela ku yang tertutup oleh gorden putihku. Aku melihat samar samar dirinya. Airmataku menetes, tapi kupikir percuma ia berkorban seperti itu. kenapa baru sekarang? Kenapa setelah aku mengucapkan kata putus? Kenapa tidak dari dulu? Kenapa? Apa ia baru sadar sekarang pengorbananku selama ini?

Aku meraih handphone ku yang tergeletak di sebelahku. Aku mengirimkan sebuah sms untuknya.

To: Rio <3

Yo! Jangan gila! Aku ngga pernah paksa kamu buat ngelakuin segila ini!

Aku kembali  menaruh handphoneku ke sebelahku. Aku terus menatap handphone ku itu. berharap ada 1 pesan baru.

Aku curiga. Jangan jangan Rio pingsan? Aku pun langsung menoleh kembali ke arah jendelaku, dan ternyata dugaanku itu...benar.

--

Rio P.O.V

Aku perlahan membuka mataku. Aku melihat samar samar, ruangan ini penuh warna putih. Aku melihat ada seorang gadis di sebelahku.

Gadis itu hanya tersenyum. Ia tak mengucapkan sepatah katapun.

“Fy, aku dimana.”

“kamu bisa tau sendiri kan.”

Aku mendengus kesal. “Fy..please maafin aku.”

Wanita itu menunduk. Lalu melangkahkan kaki nya pergi..meninggalkanku.

“Fy! Jangan tinggalin aku.”

Wanita itu menoleh ke arahku “ku tak sanggup lagi, mulai kini semua terserah.” Wanita itu melantunkan sebuah potongan lagu. Aku terdiam mendengar suara indahnya itu.

“jaga Shilla, aku pergi dari hidup kamu. aku ngga akan ganggu kamu lagi, sekarang kamu bebas, kamu mau gandengan sama Shilla, mau rangkulan, mau pacaran, sekarang kamu bebas. Aku ngga akan ganggu hidup kamu lagi, dan kamu jangan pernah ganggu hidup aku lagi. Mulai sekarang kita urusin hidup masing-masing.” Ify memberhentikan ucapannya sejenak, aku tertegun mendengar kata-katanya. Aku ingin memeluknya, sebelum ia pergi meninggalkanku.

“Fy..aku sa..”

“jaga Shilla, jangan kamu buat Shilla kayak kamu ngebuat aku.” Gadis itu benar benar pergi. Pergi meninggalkanku. Aku yakin kata meninggalkan itu muncul karena ulahku, maafkan aku Alyssa Saufika Umari. Aku menyayangimu

  ***

Ku tak sanggup lagi

Mulai kini semua terserah

  ***

Hore! Selesai juga *gakngehtuhya* hmm jelek? Iya. gaje? SERATUS! Maaf deh ini dibuat karena inspirasi lewat-_- tau kan apa arti lewat? Iya ngga ikhlas! :p eh ngga kok! Aku tayang kalian {} (ini apaan sih?) hmm ngawur deh!  Makasih udah mau bacaa ;) like sama comment nya ditunggu juga :) *penyemangat eyaa*


-Polesan Selai Kacang Nurhasanah Yulianti-


Senin, 05 September 2011

Penggila Rify (?)

haihai, balik lagi dengan saya yang penggila Rify ._.v

mama ipi sama papa io :p
 hmm hmm, jelek yah? eh engga ding! bagus kok :) itu jujur bukan editan saya, tapi yang tulisannya itu! itu karya saya -_- hehehe. Sebenernya ini mau aku jadiin foto di cerpen akulah dia. tapi ya berhubung dan berkabung fotonya baru saja ditemukan. Jadi yah di uploadnya di akulah dia bagian 2 ajalah ya :P hehe ._. sok berasa penting gitu deh aku -_-. Eh tapi mereka keliatan cocok dongyah? iyadong! mana si Ify nya masih keliatan kecil banget, imuut deh :3 wkwk. Rio nya juga keren kok :)

nah ini mama aku, mama Ify, mirip dongyah sama aku? wih mirip banget, namanya juga anak sama mama, ya ga jauh beda lah *tingting :



hehe cantik banget yah? iyadongs :p mama aku :) mama aku gahols loh pake kacamata yang kaya gitu :p hehe ._.v. nah kalo ini papa aku, papa Rio :p suka rambutnya ituloh! haha.


nah ini Rio pas masih kecil. Imut yah? Lucu begetek deh :3 sama kayak akuu heheh *tos kiki*

aku juga punya foto Ify yang palingggg canttiiiikkkkkk bagi aku :)

hmm sekian dulu yah dari saya. Saya harap yang Rifyhaters ga iri sama Rifymaniacs :p

-polesan selai kacang Nurhasanah Yulianti-

Minggu, 04 September 2011

ANTARA AKU, DIA, DAN MANTANKU *cerpen


Haihaaaii :) bawa cerpen :) post dua ya hari ni :D inspirasi cerpen ini didapet dari pas mulai tanggal 25 -_- gatau deh inspirasi lewat yaa aku ambil aja :D baca ya. Maaf kalo gaje-_-

  ***

ANTARA AKU DIA DAN MANTANKU

Jujur, sampai saat ini aku masih belum bisa melupakan dia, seringkali aku mencoba berpaling ke orang lain, tapi tak pernah berhasil, yang ada, aku malah terus menangis, kalian tau mengapa aku menangis? Karena apa yang telah ku perbuat? Pacaran dengan orang yang sama sekali tidak aku sayang! Menyakitkan memang! Tapi bagaimana lagi? Aku masih belum bisa melupakan sosoknya, ya, dia! Seorang mantan terindah di hidupku, aku tidak tau bagaimana persis kejadian, sehingga aku bisa suka terlalu dalam, padahal sosok ia tidak begitu sempurna. Dia bahkan tidak terlalu tampan, tidak pintar menyanyi, tidak pandai bermain gitar seperti layaknya Esa Septian Pramudha Sigit, ia tidak begitu pintar dalam pelajaran seperti layaknya para Proffesor, dia tidak dikenal banyak orang seperti Afgan Syahreza, dia juga tidak pintar menyihir seperti Harry Potter. Tapi herannya kenapa aku begitu tergila gila pada sosok mantanku itu? padahal banyak yang lebih sempurna dari dia. Tetapi hati tidak bisa dibohongi, bahwa aku masih sayang padanya.

  ***

Semakin ku-ingkari

Semakin ku mengerti

Hidup ini tak lengkap tanpamu

Aku mengaku bisa..

Tapi hati tak bisa..

  ***

“Heh Fy ngapain lo disitu?” panggil salah satu sahabatku.

“hah? Gapapa lagi pengen nangkring aja di jendela kelas.”

“haha alaah paling ngelamunin kak Rio lo :p”

“kak Rio? Ah engga! Lo mah sembarangan aja Vie.”

“udah deh, pikiran lo tuh udah bisa gue baca kalo lo lagi mikirin kak Rio, haha.”

Aku terdiam. Sahabatku yang bernama Sivia itu pun duduk di sampingku.

“Lo masih tahan aja Fy sama kak Rio itu. padahal lo pikir dong Fy, udah berapa kali dia mainin lo! Ya tapi lo tetep aja suka sama dia. Beeeh kalo gue jadi lo ya Fy, ga lama deh itu si kak Rio sok ganteng itu.” ucap Via –sapaan akrab Sivia- dengan nyolotnya.

“gue emang sering dimainin sama dia, tapi tetep aja Vie, rasa sayang itu tetep ada dan kayanya gapernah bisa hilang dalam jangka waktu 3 tahun.”

“masih kayanya kan? Belum iya?”

“tapi gue rasa dia itu emang udah klop bangettt sama gue Vie!”

“klop? Fy, lo pikir dong, dia itu sering banget nyakitin lo, apalagi kalo di depan lo, kemesraan dia sama cewe baru dia itu, si kak Shilla, ditunjukin banget! Ih gue liatnya aja pengen gue tampar tuh muka si kak Rio!” ucap Via dengan kesalnya.

“udahlah Vi! Gue emang ngerasa sakit banget! Tapi dengan ngeliat senyuman dia gue rasa gue udah dapet kebahagiaan yang belum pernah gue dapet!”

“walaupun senyum itu bukan milik lo? Dan bukan buat lo lagi?” aku berdetak, sungguh, ucapan Via sangat menyentuh.

Aku menjatuhkan airmataku “tuh kan lo nangis lagi fy, fikir dong fy, udha berapa banyak airmata yang lo keluarin buat nangisin kak Rio itu!”

“tapi gue gapernah bisa Via ngelupain dia!”

“hm!” Via berdehem. Ia berdiri dari tempat duduknya dan memperhatikan keluar kelas.

“Vi, lo ngerti kan gimana rasanya jadi gue?” Sivia menunduk. Tadi Gabriel lewat, dan Gabriel hanya lewat saja.

Sivia menatapku sejenak, airmatanya sudah terlihat di sela sela kelopak matanya. Lalu Sivia langsung berlari ke kamar mandi yang memang tak begitu jauh dari kelasku,

Aku pun segera menyusul Sivia.

  ***

SHITT!!! Kenapa bisa kebetulan begini sih? Kenapa tiba-tiba ada kak Rio di WC itu? ia terlihat sedang bersama kak Shilla, pacar barunya itu. aku tidak tau harus gimana lgi, aku bingung. Apa yg harus aku lakuin? Aku lalu memenjamkan mataku. Mencoba untuk tidak menangis saat melihat kak Rio dengan orang lain, bukan denganku.

Aku tau, kak Rio sedang ingin menjahiliku. Ia menghadangku dengan kaki nya saat aku ingin memasuki WC perempuan. Sayangnya, saat itu aku tak sadar kalau kakinya ada di lantai tempatku berjalan. Dan akhirnya.

BRUK! Aku terjatuh, kakiku berdarah. Aku menangis kesakitan, sementara kak Rio sudah pergi jauh, bukannya membantuku, ia malah meninggalkanku dan menggandeng pacar barunya di depanku.

Aku merasakan rasa itu! cemburu! Bukan hanya sekedar cemburu, tapi juga sakit! Aku merasa seperti mainannya saja. Aku diperlakukan seenaknya.

    ***

Sesungguhnya ku berpura pura

Relakankan kau pilih cinta yang kau mau

  ***

Aku sedang online twitter di kamarku. Aku langsung mengecek Mention-ku.

@azizahsivia: huhuuuu sial banget hari ini, iya ngga @Ifyalyssa ?

Aku terkekeh pelan, lalu langsung menjawab tweets itu.

@ifyalyssa: haha iya nih kacau banget RT  @azizahsivia: huhuuuu sial banget hari ini, iya ngga @Ifyalyssa ?

Lalu aku kembali men-scroll down mouse-ku yang berbentuk minnie mouse yang disambungkan ke laptopku.

@riostevadit: @ifyalyssa Ify.....

Jujur aku sedikit tertegun saat melihat tweets ini. Kak Rio? Menyapaku? Terlihat disana 3 minutes ago. Aku tersenyum, lalu langsung membalas tweets itu.

@ifyalyssa: @riostevadit kenapa kak Rio?

Hmm, jujur, aku senang melihat mention itu. memang, sudah sekian lama semenjak kami putus, kak Rio sudah lama tidak me-mentionku.

Tidak lama kemudian, ada balasan dari kak Rio.

@riostevadit: @ifyalyssa gapapa :P

Aku mendengus pelan, aku sedikit geli melihat emo nya.

@ifyalyssa: @riostevadit ohh genit aje nih manggil manggil :p

Aku lalu kembali memantengin Timeline ku yang berjalan cukup deras. Tiba-tiba aku merasa haus, aku pun berinisiatif untuk membuat Jus Pear kesukaanku. Aku memang tidak menyuruh pembantu, karena, aku ingin mandiri.

  ***

“hm..enak nih kayanya..” aku sedikit menyeruput jus pear buatanku sendiri. aku lalu membuka pintu kamarku. Dan..

“kak Alvin!” ya! Aku melihat kak Alvin –kakakku- sedang memainkan laptop-ku. Astaga! Aku baru ingat! Twitterku belum di sign-out. Pasti kak Alvin bakalan marah marah, karena aku udah mention-an sama kak Rio.

Kak Alvin menatapku sinis “sejak kapan lo berhubungan lagi sama cowo bejat itu?” tanya kak Alvin dengan nada...serius.

“tadi dia nyapa aku doang kok kak, terus aku bales.” Aku berusaha membela diriku.

“lo ga inget gimana lo diperbuat oleh dia?” catat! Ya CATAT! Pertanyaan kak Alvin ini sumpah ngebuat aku gabisa berkata apa apa. Aku tertunduk, menatap ubin ubin kamarku yang udah jadi korban tetesan airmataku.

“tapi..aku sama kak Rio Cuma temen kak..” ucapku sepelan mungkin.

Kak Alvin mendekatiku “jangan deketi cowo bejat itu lagi. Dia itu BEJAT!”

Lalu kak Alvin langsung keluar kamarku. Aku terduduk di sofa hitamku, menatap keluar cendela. Aku ingat cendela itu, dimana ia selalu mengirimkan surat surat yang berisi kalimat gombalnya.  Hm! Lagi-lagi! Aku menangis. Terlintas sejenak difikiranku, seberapa pantas dia ngebuat aku nangis?

   ***

Sesungguhnya ku tak pernah rela

Karena ku yang bisa..

Membuat hatimu..

Utuh..

  ***

Aku masih shock dengan kejadian semalam. aku terduduk dia kursi taman sekolahku. ‘kak Rio, please pergi dari hati gue..’ kataku dalam hati. Entahlah, mungkin aku sudah gila!

Tiba-tiba ada yang duduk disampingku “nunggu kak Rio lagi?” ucap Sivia pelan padaku. Aku tersentak, “iya..”

“bego! Itu dia lagi mesra mesra!” kata Sivia kesal sambil menunjuk ke arah kak Rio dan kak Shilla duduk. Aku menatap mereka berdua yang kalau orang melihatnya, pasti orang langsung berpendapat mereka cocok seperti romeo juliet. Aku tersenyum ke arah mereka berdua “aku emang ngga pantes buat miliki dia lagi.” Lirihku. Mendengar ucapanku, Sivia langsung menoleh ke arahku.

“munafik!” tukas Sivia sambil terkekeh pelan.

“maksudnya?” aku berdecak heran. Munafik?

“kalo masih sayang, ya usaha dong.” Aku tertawa, begitu lucu.

“kok ketawa sih?” Sivia langsung menabok pelan kedua pipiku.

“ah? Engga! Gue fikir kayanya emang kak Shilla yang terbaik buat kak Rio. Mereka sama sama ganteng dan cantik.” Ucapku santai sambil menatap mereka berdua yang sedang mengobrol akrab.

“hei! Gaada ya sejarahnya kalo orang ganteng harus sama yang cantik. Lo percaya kan sama legenda si buruk rupa? Rupa dia buruk! Tapi dia bisa ngedapetin cewe yang cantik.”

“biarpun gue usaha, tetep aja gabisa. Kak Alvin udah benci banget sama kak Rio.”

“ya wajarlah! Ah tau deh gue pusing! Yang pasti ntar tua lo pasti kawin deh! Haha..” mendengar ucapan Sivia, aku langsung tertawa. Aku terbayang saja, bagaimana jika nanti kak Rio dan kak Shilla menikah? Aku tunggu undangannya! -_-

   ***

Aku menunggu bus di halte. Hari ini aku tidak dijemput. Lagi-lagi, pemandangan itu terlihat lagi, kak Rio dan kak Shilla bercengkrama sambil bergandengan tangan di seberang sana, mereka berdua terlihat sangat akrab. Aku tetap menatap mereka berdua, hingga tiba-tiba, kak Rio juga membalas tatapanku padanya, sambil sedikit tersenyum. Tak ada ekspresi apapun dari wajahku setelah melihat senyum itu, kalian tau kenapa? Karena senyum tadi bukan untukku, tapi untuk kak Shilla yang sedang menaiki mobilnya.

Aku tertunduk lesu, di halte ini hanya ada aku dan satu anak sekolahku yang tidak ku kenal. Aku menatap anak itu.

“hei.” Aku berusaha menyapa anak itu. merasa dipanggil, anak itu pun langsung menoleh ke arahku.

“hei juga..” dingin. Ia begitu dingin.

“nama lo siapa?”

“Acha.”

“kelas?”

“kelas 10.3”

“oh..”

Anak yang bernama Acha itu pun tak membalas ucapanku. Ia hanya memperhatikan jalan, aku merasa aneh dengan anak itu.

“gue tau kok lo pasti tadi ngeliat kak Rio sama kak Shilla.” Tiba-tiba, Acha mengucapkan kata-kata itu.

Aku tertegun, “emang kenapa?”

“gue mantan dia kok..” hmm! Nampaknya kata kata ini begitu menusuk. ‘gue mantan dia kok’ begitu santainya dia mengucapkan kata kata itu.

“ohh gi..gitu ya..” aku tak tau kenapa, tiba tiba pikiranku menjadi kacau.

“udah ngga usah cemas! Gue ngga ada rasa apa apa lagi kok sama dia, sekarang gue udah punya pacar yang setia dan sayang tulus ke gue. Emang sih awalnya gue sakit hati banget gara gara kak Rio, dia tuh kayak ngga ada hati lagi. Gue dulu sama kayak lo, tiap pulang pasti ngeliatin dia dari halte ini. Aku ngga akan pulang sebelum dia pulang. Sampai sampai pernah waktu itu, aku diganggu oleh preman-preman, karena hanya tinggal aku sendiri di halte ini, aku yakin waktu itu kak Rio ngeliat aku, tapi dia Cuma ngeliatin, engga ngebantu aku. Akhirnya ada cowo SMA kita yang ngeliat aku diganggu sama preman, namanya Ozy anak 10.5, akhirnya saat ini gue jadi pacarnya Ozy. Karena aku udah yakin kalo kak Rio bukan untuk aku, dan bukan milik aku lagi.” Aku bergitu memperhatikan ceritanya. Jujur aku sedikit merasa kaget, ia bisa dengan bebas menceritakan pengalaman prbadinya kepada orang yang baru dia kenal.

Setelah cerita itu usai, rintik-rintik hujan turun membasahi jalan, bersamaan pula sebuah X-trail hitam berhenti di depanku dan Acha.

“mau bareng? Ini hujan loh.” Ucap Acha mengajakku. Awalnya aku menolak ajakan Acha, tapi karena kulihat hujan semakin deras, aku pun menyetujui ajakan Acha.

  ***
Dan aku tak bisa melihat engkau tersiksa

Tersiksa oleh cinta buta yang salah

Dan aku padamu tempatmu dihati

Cintaku membuatmu utuh

  ***

Aku terus memikirkan cerita Acha tadi. Dia dulu sama sepertiku, tapi tak berangsur lama, dia sudah bisa menemukan cinta sejati-nya. Apakah aku akan seperti Acha? Akan ada pengganti Rio? Tapi, sepertinya aku merasa kalau kak Rio lah penghujung akhir cintaku?

 Aku lalu berinisiatif untuk online twitter lagi. Aku mengambil laptopku, tak lupa aku mencolokkan modem-ku. Lalu aku langsung membuka site twitter.com dan memasukkan username dan pasword account twitterku.

Sekejap! Layar home twitterku terlihat jelas. Satu-satu nya yang pertama aku lihat jika membuka twitter, yaitu mengecek mention.

Hm!

@riostevadit: @ifyalyssa haha engga kok kakak ngga genit :p adek kalii :P

Aku bukannya senang dengan mention ini, tapi aku malah bingung. Apa aku harus membalasanya? Atau mengabaikannya saja? Aku teringat ucapan kak Alvin kemarin “jangan deketi cowo bejat itu lagi. Dia itu BEJAT!” sungguh! Kata kata itu begitu melekat di otakku.

Akhirnya aku pun membalas mention itu, fikirku aku harus berhati hati saja, kalau meninggalkan kamar, twitterku di sign-out terlebih dahulu.

@ifyalyssa: @riostevadit ihh kakak yang genit :p wlee..

Aku tersenyum kecil. Walaupun dibalik senyuman itu aku merasa ada yang mengganjal fikiranku, kenapa kak Rio akrab sekali denganku kalau di twitter? Tapi kalau dikehidupan nyata? Aku dipermainkan sesuka hatinya.

  ***


2 minggu kemudian

Aku masih teringat tragedi di sekolah 2 hari yang lalu. Ya, tragedi yang menggemparkan hampir seluruh siswa. Kak Rio dan kak Shilla putus. Tadi aku sangat mengingat dimana kak Rio yang mutusin kak Shilla. Semua dilakukan kak Rio karena kak Shilla dicurigai selingkuh dengan kak Gabriel. Aku melihat dengan jelas, tadi kak Rio menampar kak Shilla. Aku sedikit tidak tega dengan kak Shilla, ia menangis, bahkan saat kak Rio pergi meninggalkannya, ia pingsan. Aku hanya bisa melihat dari kejauhan. Memangnya aku siapa? Aku hanya siswi biasa yang tidak terlalu dikenal di sekolah itu, tidak seperti kak Shilla yang memang hampir seluruh siswa mengenalinya, dia Cantik, pintar, dan terkenal di kalangan guru.

“kak Rio sama kak Shilla putus! Aku ngga pernah bayangin.” Gumamku pelan, sangat pelan. Aku menatap langit langit ruang tamu di rumahku. Terbayang bayangan kak Shilla dan kak Rio yang dahulu bermesra-mesraan dihadapanku, tapi sekarang? Semua itu kandas.


Kekasihku tak mencintai

Diriku sepenuh hati

Dia selalu pergi meninggalkan

Ku sendiri..

Aku mencoba mencari sumber suara itu. aku lalu mengintip dari jendela di dekat pintu utama rumahku

Mengapa ku mempertahankan

Cinta pedih menyakitkan

Aku  masih saja membutuhkan dia

Membutuhkan dia

Astaga! Dia..kak Rio!

Aku harusnya memilih kamu

Yang lebih mampu

Menyayangiku..

Berada disampingku...

Aku langsung membukakan pintu utama rumahku, aku melihat kak Rio berdiri dengan gitar akustik coklat muda-nya. Rasa ingin memeluknya.

O..Aku harusnya memilih kamu..

Tinggalkan dia lupakan dia..

Ku datang kepadamu..

Mataku berbinar-binar. Itu lagu Terry-harusnya kau pilih aku yang diubah liriknya oleh kak Rio. Kak Rio menjatuhkan gitar akustik nya. Ia menatapku dalam. Arimata terharuku mulai mengalir.

“fy..maafin aku.” Kata kak Rio seraya menarikku ke pelukannya. Pelukannya..erat.

Aku terdiam, airmata ku masih tetap mengalir, entah ini airmata apa.

Lalu kak Rio melepas pelukannya dariku.

“Ify..maafin aku ya selama ini suka seenaknya sama kamu..”

Aku tersenyum “udah dari dulu, aku selalu maafin kamu.”

“aku baru sadar fy ternyata selama ini aku selama ini Cuma dijadiin pelarian oleh Shilla.”

Aku menatap kak Rio. Aku berharap waktu jangan berjalan, tetaplah seindah ini. “Sabar kak.”

“fy..aku sadar, sebenernya selama ini ternyata Cuma kamu yang aku sayang, Cuma kamu yang aku cinta, Cuma kamu!” aku kaget mendengar pernyataan kak Rio. Apa dia menembakku kembali?

Aku masih terdiam, jujur aku tersipu, tapi aku belum berani menjawab apa apa. Aku bingung.

“fy..kamu mau kan jadi pendamping aku lagi untuk kedua kalinya? Kamu mau menjadi bintang lagi di kehidupan aku? Kamu mau menjadi cahaya lagi di kehidupan aku? Kamu mau menjadi anugerah lagi di hidup aku? Kamu mau?” aku melihat raut muka nya. Ukiran tuhan yang sangat indah, aku memerhatikan tiap lekuk wajahnya.

Aku ingin sekali menjawab iya, tapi aku takut, aku takut kak Alvin marah marah lagi sama aku. Aku takut!

“Fy, asal bisa bikin kamu bahagia, kakak setuju.” Hah? Tiba-tiba kak Alvin datang menghampiriku dan  kak Rio. Kak Alvin berada di tengah tengah aku dan kak Rio.

Aku menatap kak Alvin dan kak Rio bergantian, hingga akhirnya, aku mengulurkan tanganku ke kak Rio. Kak Rio yang bingung langsung membalas uluran tanganku.

“kita akan jadi sebuah tali tambang yang diiket. Dan tali tambang akan melengkapi satu sama lain jika diikatkan,” ucapku sambil tersenyum tipis. Kak Rio masih memperhatikanku.

“tandanya?”

“kita akan bersama..tandanya iya..” kak Rio langsung memelukku lagi, aku merasakan hangatnya pelukannya. Aku menangis bahagia,  aku tak menyangka, semua yang dahulu begitu pahit bisa berubah menjadi sangat manis.

  ***
Aku menatap bintang nan terang disana. Aku perlu berterima kasih padanya, karena ia telah menerangi malam yang gelap ini.

“Fy..terima kasih udah jadi bintang di hidup aku..”

Aku menatap bintang, selamat tinggal kenangan buruk.

  -----------------

Huaaaaaaaaaaa selesai tangan pegel -_- makasih udah mau baca ;) tingting all :D like sama comment nya ditunggu ya *sebagai penyemangat buat nulis lagi* heheh -_-

-polesan selai kacang Nurhasanah Yulianti-